Perkembangan Industri Network Marketing di Indonesia





Di Indonesia sendiri, industri network marketing tercetus sekitar tahun 1980-an. Mengtip pernyataan ketua APLI, Helim Attamimi, orang yang pertama kali mencetuskan IDSA (Indonesian Direct Selling Association) adalah Eddy Budiman yang saat ini di Tiga Raksa. Sekarang Eddy Budiman berada di perusahaan Busana Sejati. Pada tahun 1980-an, belum ada network marketing di Indonesia kecuali TIga Raksa.

IDSA aktif sejak Amway, Avon, dan CNI masuk ke Indonesia sekitar tahun 1993. Sama seperti di negara asalnya di USA, perkembangan industri network marketing di Indonesia juga menghadapi tantangan yang berat. Tidak seperti orang-orang yang sengaja mencatut nama bisnis network marketing untuk mengeruk keuntungan pribadi. Pada kenyataanya, tidak sedikit masyarakat di Indonesia yang terpedaya oleh penipuan-penipuan yang berkedok network marketing karena memberikan iming-iming keuntungan yang besar.

Oknum organisasi yang mengatasnamakan network marketing itu tentu saja menyebabkan reputasi industri network marketing negatif. Bisnis network merketing menjadi identik dengan bentuk lain dari usaha yang tidak jujur atau penipuan. Tak mengherankan, jika pada beberapa dekade yang lalu masyarakat segera menjauh begitu mendengar ada satu peluang di bisnis network marketing.

Tetapi persepi atau pandangan negatif tehadap bisnis network marketing berangsur terhapus. Perusahaan tersebut merupakan dampak dari pola atau cara para distributor sendiri dalam mengembangkan bisnis mereka. Terbukti sekarang banyak sekali perusahaan network marketing yang beroperasi di Indonesia. Mayoritas di antara perusahaan-perusahaan tersebut tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) atau dalam bahasa inggris disebut dengan IDSA. Sedikitnya terdapat 63 perusahaan yang tergabung dalam APLI.

Sekarang, bisnis network marketing dirasakan sebagai pencerahan yang telah menciptakan perubahan nyata terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Jika semua masyarakat hanya memfokuskan diri untuk membangun omset penjulan, kini pola masyarakat dalam menjalankan bisnis network marketing berbeda.

Meraka mulai membangun hubungan sosial karena tidak sana berdampak terhadap hubungan sosial, melainkan pada perkembangan jaringan dan otomatis perubahan omset.

Hubungan sosial itu pun bukan sekadar hubungan sosial biasa, melainkan hubungan sosial yang berjangka panjang dan positif karena saling menguntungkan ke arah yang lebih baik Manfaat tersebut telah menyedot perhatian ribuan orang Indonesia. Trbukti tidak kuranga dari 5,5 juta penduduk di Indonesiakini sedang aktif menhalankan bisnis network marketing di Indonesia.

Sekarang tingkat kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, peluang dalam bisnis network marketing juga akan terus meningkat. Hal itu menandakan prospek kesuksesan di bidang bisnis network marketing tidak akan pernah habis.


"Tidak ada kata aman di dunia ini, hanya ada kata kesempatan? kata Jendral Dougles MacArthur.

Sumber : Ho, Andrew, dan AA Gym. 2006."The Power Of Network Marketing Hikmah Silaturahmi dalam Bisnis". Bandung:MQS Publishing

0 komentar:

Post a Comment