UTILITARISME

 

 

Sumber Gambar : shutterstock

Apa itu "Utilitarisme"?

"Utilitarisme" berasal dari kata Latin utilis yang artinya "bermanfaat". 

Menurut Teori ini suatu perbuatan adalah baik jika memberi manfaat, tetapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Jadi, utilitarisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism) kriteria unutk menetapkan baik buruknya suatu perbuatan adalah

The greatest happiness of the greatest number, 

 dalam artian kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar.

Perbuatan yang sempat mengakibatkan paling banyak orang merasa senang dan puas adalah perbuatan yang terbaik. 

Mudah dipahami bahwa utilitarisme sebagai teori etika cocok sekali dengan pemikiran ekonomis. Misalnya, teori ini cukup dekat dengan cost benefit analysis yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi. Manfaat yang dimaksud utilitarisme bisa dihitung juga sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis. Dan memang pernah ada penganut utilitarisme yang mengusahakan perhitungan macam itu di bidang etika.

Kritik

Dalam perdebatan antara para etikawan, teori utilitarisme menemui banyak kritik. Keberatan utama yang dikemukakan adalah bahwa utilitarisme tidak berhasil  menampung dalam teorinya dua paham etis yang amat penting, yaitu keadilan dan hak. Akan tetapi, bagaimana kalau perbuatan itu serentak juga tidak adil bagi suatu kelompk tertentu atau melanggar hak beberapa orang atau barangkali  malah hanya satu orang?  Jika mereka mau konsisten, pada penduduk utilitarisme mesti mengatakan bahwa dalam hal itu perbuatannya harus dinilai baik. Jadi, kalau mau konsisten, mereka harus mengorbankan keadilan dan hak kepada manfaat. Namun kesimpulan itu sulit diterima oleh kebanyakan etikawan. 

Beberapa utilitaris telah mengusulkan untuk membedakan dua macam utilitarisme

Utilitarisme perbuatan (act utilitarianism)

Utilitarisme aturan (rrule utilitarianism

Misalnya, kita bisa menerapkan prinsip ini atas aturan moral "janji harus ditepati". Kalau kita membandingkan aturan "janji harus ditepati" dengan aturan "janji tidak perlu ditepati", maka kita semua akan menuetujui bahwa aturan pertama tahan terhadap prinsip utilitaristis, sedangkan aturan kedua tidak. "janji harus ditepati" sebagai aturan moral harus dianggap sah. karena membawa manfaat paling besar bagi seluruh masyarakat, walaupun selalu mungkin ada orang yang menyesal karena janji yang pernah diadakan. Sedangkan "Janji tidak perlu ditepati" sebagai aturan moral tidak tahan uji, karena  kehidupan masyarakat yang berpegang pada aturan moral seperti itu pasti akan kacau-balau. Bisnis dan kegiatan sosial lainnya akan mengalami kemacetan total dalam masyarakat yang berpegang pada aturan "janji tidak perlu ditepati". Karena itu aturan kedua ini tidak bisa diterima sebagai aturan moral yang sah.

Kita dapat menyimpulkan bahwa utilitarisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral. Dengan demikian mereka memang dapat menghindari beberapa kesulitan dari utilitarisme perbuatan. Karena itu utilitarisme aturan ini merupakan suatu upaya teoritis yang menarik.




Sumber :

Buku : Pengantar Etika Bisnis

Penulis : K. Bertens

Penerbit : Penerbit Kanisius

TAHUN 2000

Halaman 66-68

NAMA LAIN ETIKA BISNIS

 

Sumber Gambar : Shutterstock

 

Di Indonesia studi tentang masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah biasa ditunjukkan dengan nama "etika bisnis", sejalan dengan kebiasaan umum dalam kawasan berbahas Ingggris (business ethics).

Tetapi dalam bahas lain terdapat banyak variasi. 

Dalam bahasa Belanda pada umumnya dipakai nama bedrijfsethiek (etika korporasi). Variasi lain adalah "etika ekonomis" atau "etika ekonomi" (jarang dalam bahas Inggris economic ethics, lebih banyak dalam bahasa Jerman Wirtschaftsethik). Ditemukan juga nama management ethics atau managerial ethics (etika manajemen). 

Kemungkina lain lagi adalah organization ethics (etika organisasi). 

Sebagai nama yang berbeda-beda ini berkaitan dengan preferensi untuk perspektif makro, meso, atau mikro yang berbeda di pelbagai negara. 

Namun demikian, pada dasarnya semua nama ini menunjuk kepada studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis,

 

 

 

Sumber :

Buku : Pengantar Etika Bisnsi

Penulis : K. Bertens

Penerbit : Penerbit Kanisius

TAHUN 2000

Halaman  35-36

 

APA ITU ETIKA BISNIS? (ETIKA SEBAGAI REFLEKSI)

 

Sumber Gambar : Shutterstock

Marik kita mengenal etika bisnis sebagai refleksi

 

Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. 

Dalam etika sebagai refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan hususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiak sebagai refleksi berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam hal ini dapat dijalankan pada taraf populer atau ilmiah. 

Dalam surat kabar atau majalah berita hampir setiap hari dapat kita baca komentar tentang peristiwa-peristiwa yang berkonotasi etis: perampokan, pembunuhan, kasus korupsi, dan banyak lagi. Dan setiap hari ada banyak sekali orang yang membicarakan peristiwa-peristiwa itu. Meraka semua melibatkan diri dalam etika sebagai refleksi pada taraf populer. Tetapi etika sebagai refleksi bisa mencapai taraf ilmiah juga. Hal itu terjadi, bila refleksi dijalankan dengan kritis, metodis, dan sistematis, karena tiga ciri ini lah membuat pemikiran mencapai taraf ilmiah.

Pemikiran ilmiah selalu  

bersifat kritis, artinya tahu membedakan antara yang tahan uji dan uang tidak tahan uji, antara yang mempunyai dasar kukuh dan yang mempunyai dasar lemah. 

Bersifat Metodis, artinya tidak semrawut tetapi berjalan secara teratur dengan mengikuti sati demi satu segala tahap yang telah direncanakan sebelumnya.

Bersifat Sistematis, artinya tidak membatasi diri pada salah satu sisi saja tetapi meyoroti suatu bidang sebagai keseluruhan, secara komprehensif.


 

 

 

 


Sumber :

Buku : Pengantar Etika Bisnsi

Penulis : K. Bertens

Penerbit : Penerbit Kanisius

TAHUN 2000

 

APA ITU ETIKA BISNIS?

 Mari kita menengenal apa itu etika bisnis

Kata "etika' dan "etis" tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula "etika bisnis" bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentan getika bisnis sebaiknya dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti "etika" dan "etis" dipakai. Perlu diakuai, ada beberapa kemungkinan yang tidak seratus persen sama ( walapun perbedaannya tidak seberapa) untuk menjalankan penyelidikan ini. Cara yang kami pilih untuk menganalisa arti-arti "etika" adalah membedakan antara "etika sebagai praksis" dan "etika sebagai refleksi".

 


 Sumber gambar : shutterstock

Etika sebagai Praksis berarti : Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya  dipraktekkan. Dapat dikatakan juga, etika sebagai praksis adalah apa yang dilakuan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral. Kita sering mendengar atau membaca kalimat-kalimat seperti ini: "Dalam dunia modern, etika bisnis mulai menipis," , " Ada unsur tidak etis dalam akuisisi internal", " Semakin terasa urgensi membangun etika bisnsi","Tegakkan etika bisnis dengan terasa ergensi membangun etika bisnis","Tegakkan etika bisnis dengan Undang-Undang Anti Korupsi", dan sebagainya. Semua kalimat ini diambil dari surat kabar dan k=hampir setiap hari kita bisa membaca kalimat-kalimat sejenis. Perlu kita perhatikan maksud kata "etika" atau"etis" dalam contoh ini. Orang yang mengeluh bahwa etika bisnsi mulai menipis, bermaksud bahwa pebisnis sering menympang dari nilai dan norma moral yang benar, jadi ia menuju kepada etika sebagai praktisi.

Orang yang berbicara tentang akuisisi internal, menyatakan keraguannya tentang kualitas etis dari tindakan bisnis  itu. kendati dirumuskan dengan akan hati-hati, ia menduga bahwa akuisis internal tidak sesuai dengan nilai dan norma moral yang semestinya berlaku dalam dunia bisnis. Orang yang memikirkan masalah korupsi, berpendapat bahwa dengan membuat undang-undang anti korupsi dan menerapkan undang-undang itu secara ketat dan konsekuen, nilai dan orma moral dalam bisnsi bisa ditegakkan . Etiak sebagai praksis sama artinya dengan moral atau moraltitas: apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan pantas dilakukan, dan sebagainya.




Sumber :

Buku : Pengantar Etika Bisnsi

Penulis : K. Bertens

Penerbit : Penerbit kanisius

STUDI KASUS DAN PENELITIAN TINDAKAN

 

Sumber Gambar : shutterstock

Studi kasus dan penelitian tindakan kadang-kadang digunakan untuk mempelajari jenis persoalan tertentu. 

STUDI KASUS

Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontektual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialamai dalam situasi saat ini. Seperti dalam studi hipotetis-deduktif hipotesis juga dapat disusun dalam studi kasus. Tetapi, jika suatu hipotesis khusus tidak terbukti bahkan dalam satu studi kasus lain, tidak ada dukungan yang dapat diberikan pada hipotesis alternatif yang diajarkan.

Studi kasus, sebagai teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi, terkait ukuran dan dalam jenis konteks tertentu adalah sulit untuk dilakukan. Selain itu, studi kasus yang otentik adalah sukar ditemukan karena banyak perusahaan memiliki untuk melindunginya sebagai data rahasia. Tetapi, dengan memeriksa dokumen studi kasus secara teliti, manajer berada dalam posisi untuk memperoleh beberapa petunjuk mengenai faktor-faktor yang mungkin berlaku dalam stuasi saat ini dan bagaimana persoalan dapat dipecahkan. Memilik kasus yang tepat untuk dipelajari, memahami, dan dengan benar menerjemahkan dinamika situasi tertentu adalah peting demi kesuksesan pemecaan masalah. Perlu pula dicatat bahwa studi kasus biasanya menyediakan data kualitas buka kuantitatif untuk analisis dan interpretasi. Tetapi, penerapan analisis studi kasus pada persoalan organisasi tertentu relatif mudah. Misalnya, sebuah studi tentang apa saja yang menentukan instalasi sistem SIM yang baik dalam organisasi adalah serupa dengan studi mengenai perencanaan untuk instalasi SIM, dan penerapan praktis dari pengetahuan tersebut akan sangat fungsional.

PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan kadang-kadangan dilakukan oleh konsultan yang ingin memprakarsai proses perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, metodologi penelitian tindakan adalah paling tepat ketika berkenaan dengan perubahan yang direncanakan. Di sini, penelitian memulai dengan sebuah masalah yang telah diidentifikasi dan mengumpulkan data yang relevan untuk menyediakan solusi masalah sementara. Solusi tersebut kemudian dilaksanakan, dengan kesadaran bahwa mungkin ada konsekuensi yang tidak diinginkan yang mengikuti pelaksanaan tersebut. Penaruhnya kemudian dievaluasi, didefinisikan, didiagonisa, dan penelitian pun berlanjut hingga masalah telah sepenuhnya diselesaikan.

Dengan demikian, penelitian tidak merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus dengan saling memengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi baru. Definisi masalah yang bijaksana dan realistis serta cara-cara kreatif untuk mengumpulkan data adalah penting dalam penelitian tindakan. 


 

Sumber

Buku : Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis 

Buku 1 Edisi 4

Penulis : Uma Sekaran

Penerbit : Penerbit Salemba Empat

Tahun : 2014

 

25 TIDAK MENGIKUTI PERKEMBANGAN ZAMAN

 


Setelah kita mempelajari poin ke dua puluh empat yaitu Mengajar Di Luar Bidang

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas Tidak Mengikuti Perkembangan Zaman

Terkadang terdapat persoalan ketika guru hanya mewajibkan muridnya belajar, sedangkan dirinya sendiri tidak pernah diwajibkan untuk belajar, sebagaimana yang diperintahkan kepada mrudinya. Apalagi, jika memang dirinya tidak pernah belajar.

Guru yang tidak mempelajari hal baru /tidak  belajar dapat dikatakan sebagai guru yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, paradigma terhadap kegiatan belajar-mangajar tidak mengalami perubahan. Sebab yang digunakan ialah paradigma zaman dahulu, sebagaimana yang telah dikritik oleh Paulo Freire, yang menggunakan pendidikan gaya bank, yakni murid dipaksa "menelan" apa pun yang diajarkan oleh gurunya karena murid dianggap seperti kertas putih atau gelas kosong yang perlu diisi.

Jika guru mengikuti perkembangan zaman, ia akan mengetahui bahwa paradigma pendidikan saat ini sudah berubah, yaitu lebih mumanis dan fleksibel. Murid pun bisa berperan aktif, sebagaimana guru yang aktif saat kegiatan belajar-mengajar.

Sehubungan dengan itu, spesialisasi dan kempetensi dalam kegiatan belajar-mengajar harus ikut berkembang. GUru juga harus mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam pembepajaran yang ditanganinya sehingga menigkatkan prestasi belajar murid.

Ada beberapa alasan yang membuat menyebabkan guru tidak belajar atau berhenti belajar. Di antaranya adalah sebagai berikut :

Rutinitas yang Mengikat

Rutinitas "mengikat" karena ada aturan dari sekolah, misalnya harus datang pagi dan pulang siang, kadang dijadikan sebagai alasan oleh guru untuk tidak belajar. Rutinitas itu telah menjadikan guru terjebak dalam suasana malas belajar, apalagi seorang guru masih dibuat repot dengan rutinitas dalam rumah tangganya. Alasan untuk tidak belajar pun semakin kuat. Atmosfere kehidupan guru yang demikian seolah-olah hanya sibuk menjalankan jadwal kerja di sekolah dan rumah.

Kelelahan

Kelelahan dapat dijadikan sebagi alasan oleh guru untuk tidak belajar. Misalnya, kelelahan karena mengajar murid yang bandel dan sulit diatur sehingga menguras tenaga guru. Karena kelelahan, sesampai di rumah, ia langsung istirahat atau tidur. Setiap hari selalu seperti itu, sehingga ia tidak pernah membuka buku baru untuk mengembangkan dirinya dalam kegiatan belajar-mengajar.

Banyak Tugas

 Tugas yang menumpuk dapat dijadikan sebagai alasan oleh guru untuk tidak belajar, seperti tugas membuat rencana pembelajarn, mengisi rapor, menilai soal-soal ulangan, megisi administrasi sekolah, membuat proposal kenaikan gaji, dan lain-lain. Kehidupan guru yang demikian seolah-oleh hanya untuk menerjakan tugas dan tidak belajar.

 

Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru agar dirinya bisa terus belajar sehingga tidak ketinggalan zaman. Di antaranya adalalh sebagai berikut :

  • Belajar dari Pengalaman saat Mengajar

Pengalaman ketika mengajar dapat dijadikan sebagai bahan untuk belajar. Misalnya, saat mengajar, ada murid yang melanggar perintahnya, meskipun sudah dihukum. Nah, terhadap kasus seperti ini, guru bisa belajar mengenai cara menghadapai murid yang keras kepala. 

Dalam hal ini, guru dapat menanganinya dengan metode lama atau baru yang lebih santun dan mudah diterima murid sehingga murid memperbaiki sikapnya. Dengan demikian, pengalaman dapat dijadikan sebagai bahan untuk belajar sehingga memuat guru tidak ketinggalan zaman.

  • Belajar dengan Sesama Guru
 Sesama guru, saat bertemu di mana pun, dapat berbagi pengalaman. Atau, guru yang butuh pengetahuan baru sebaiknya tidak segan-segan bertanya kepada sesama guru, baik kepada guru yang lebih tua maupun guru yang lebih muda. Jadi, pertemuan sesama guru bisa dijadikan sebagai sarana untuk saling belajar.
  • Belajar Kepada Orang yang Lebih Ahli

 Untuk belajar mengenai suatu yang tidak dapat dipahami sendiri, guru dapat bertanya kepada seseorang yang ahli di bidannya. Maka, guru juga pernah putus asa untuk tidak mengetahui sesuatu yang baru. Hal ini dapat diatasi dengan cara menjalin tali silaturahmi dan menimba ilmu kepada orang yang lebih ahli.

 

 

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN

Sumber Gambar :shutterstcok


Apasih yang menjadi objek dalam studi kewirausahaan?


Kita mengenal kewirausahaan merupakan nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh karena itu, objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang mewujudkan dalam bentuk perilaku. 

Menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997), kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi :

  1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan perenungan, koreksi, yang berulang-ulang, dibaca dan diamati sampai memahami kemaannya.
  2. Kemampuan memotivasi diri untukmelahirkan suatu tekad kemauan yang meyala-nyala.
  3. Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif.
  4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya  cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalahdesakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi baru yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemamkmuran masyarakat.
  5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal (capital goods) 
  6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.
  7. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama
  8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik atau pun menyakitkan.

 

Sumber :

E-book : Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penulis : Prof. Dr. Suryana, M.Si

Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Tahun 2010

 Gambar : shutterstock.com

 

DEFINISI KEWIRAUSAHAAN

 


Sumber Gambar : shutterstock

 

Kali ini kita mempelajari tentang Kewirausahaan. Sebelum jauh sebaiknya mengetahui dari definisi kewirausahaan terlebih dahulu

DEFINISI KEWIRAUSAHAAN

Dari segi etimologi , kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira  berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudaya luhur, bekerja, berbuat sesuatu. Adapun usaha berarti perbuatan amal bekerja, berbuat sesuatu. Dengan demikian, kalimat wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.

Definisi kewirausahaan yang lain diantaranya sebagai berikut :

  1. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat, proses, dan hasil (Ahmad Sanusi, 1994)
  2. Kewirausahaan  adalah nilai yang dibutuhkan untu memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Parawiro, 1997)
  3. Kewirausahaan adalah prose dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovasi) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. 
  4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mencuptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
  5. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemuan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
  6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
  7. Kewirausahaan adalah semangant, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada usaha mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
  8. Kewirausahaan yang sering dikenal dengan entrepreneurship yang diterjemahakn secara harfiah sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkanunsur kreativitas, tantangan, kerja keras, dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.
  9. Kewirausahaan sebagai kemampuan mengambil faktor-faktor produksi lahan kerja, tenaga kerja, dan modal menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluan gyang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. (Stoner James (1997)
  10. Kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi produksi yang sudah berjalan. (Paul H. Wilken)
  11. Kewirausahaan sebagai orang-orang yang menghadapi resiko yang berbeda dengan orang yang menyediakan modal. Cantillon lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidak pastian (Richard Cantillon (1725). 
  12. Blaudeu (1797) mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah orang-orang yang menghadapi risiko, merencanakan, mengawasi, mengorganisasi, dan memiliki.
  13. Albert Shapero (1975) mendefinisikan kewirausahaan sebagai pengamilan inisiatif mengorganisasi suatu mekanisme sosial ekonomi dan menghadapi risiko kegagalan.
  14. Joshep Scumpeter (1934) mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah melakukan hal-hal baru atau melakukan hal-hal yang sudah dilakukan dengan cara baru, termasuk penciptaan produk baru dengan kualitas baru, metode produksi, pasar, sumber pasokan, dan organisasi. Schumpeter mengaitkan wirausaha dengan konsep yang diterapakan dalam konteks bisnis dan mencoba menghubungkan dengan kombnasi berbagai sumber daya.
  15. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) mendefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan usaha yang diperlukan menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dhasilakn, serta kepuasna dan kebebeasan pribadi.
  16. Wennekers dan Thurik (1999) melengkapi definisi kewirausahaan dengan menyintesiskan peran gungsional wirausahawan sebagai: "...kemampuan dan kemauan yanta seorang individu, yang berasal dari diri mereka, baik tim di dalam maupun di luar organisasi yang ada unutk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru, yang meliputi produk, metode produksi, skema organisasi, dan kombinasi barang-pasar, serta untuk memperkenalkan ide-ide mereka di pasar." 
  17. Impres No.4 tahun 1995 yang mendefiniskan kewirausahaan sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menagani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada usaha mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan edisiensi dalam rangka memerikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

 

 

Sumber :

 E-book : Kewirausahaan Teori dan Praktik

Penerbit : Pustaka Setia

Penulis : Dr. H. A. Rusdiana, Drs., M.M.

Tahun : 2014

MACAM-MACAM METODE PENELITIAN (Prof. Dr. Suryana, M.Si)

 

Sumber Gambar : shutterstock

Dalam penelitian kita memerlukan yang namanya metode penelitian, ada empat macam petode penelitian:

A. Metode Ekperimen (Mengujicobakan),

Metode ekperimen adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variable eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabelkontrol..

Penelitian eksperimen adalah untuk menguji hipotesis yang dirumuskan secara ketat. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk bidang yan gbersifat eksak. Sedangkan untuk bidang sosial biasanya digunakan metode survey ekspllanatoyr, metode deskriptif, dan historis.


B. Metode Verifikasi ( Pengujian)

Metode verifikasi yaitu  untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudah digarsian itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah baku. Tujuan dari penelitian verigikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna menyusun teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya, metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).

 

C. Metode Deskriptif (mendeskripsikan),

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mencari unsur- unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui : teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.


D. Metode Historis (merekonstruksi),

Metode historis yaitu suatu metode penelitian untuk meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metoder ini dapat dilakukan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yiridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generalisasi dan membuat rekonstruksi  masa lampau, dengan cara menyimpulkan mengevaluasi, memverifikasi serta mensitesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesempatan yang kuat


Sumber :

E-book : Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penulis : Prof. Dr. Suryana, M.Si

Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Tahun 2010

 Gambar : shutterstock.com

PENELITIAN BERDASARKAN TUJUANNYA (RUSIDI, 1991)

 


Step less are arranged neatly in a row so that they form like skyscrapers

Setelah kita mempelajari jenis penelitian berdasarkan menurut sifat masalahnya (Dirjen Dikti, 1981)

A. Penelitian Penjajagan (Explorative) 

Penelitian penjajagan ini bertujuan yang masih terbuka dan masih mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat. Penelitian ini biasanya belum mempunyai hipotesis dan kerangka pemikiran. Untuk menunangkan pemikiran penelitian dari peneliti, biasanya digunakan pendekatan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian, bukan kerangka pemikiran.

B. Penelitian Penjelasan (Explanatory) atau (Condirmatory) 

Penelitian ini yang menyoroti hubungan antara variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

C. Penelitian Deskriptif (Developmental ) 

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuansi terjjadinya suatu aspek fenomena sosial kejadian tertentu, dan untuk mendeskripsikan fenomena tertentu secara terperinci (Mastri Singarimbun, 1982). Penelitian ini biasanya tanpa menggunakan hipotesis yang dirumuskan secara ketat, tetapi adakalanya ada yang menggunakan hipotesis tetapi bukan untuk diuji secara statistik.

 

MENURUT PENDEKATANNYA (MASRI SINGARMBUN - 1982):

A. Penelitian Eksperimen

B. Penelitian Evaluasi

C. Penelitian Grounded Research

D. Analisis data Sekunder


 

Sumber :

E-book : Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penulis : Prof. Dr. Suryana, M.Si

Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Tahun 2010

 Gambar : shutterstock.com

MACAM-MACAM BENTUK PENELITIAN (BAGIAN 2)

 


sumber gambar : shutterstock.com

Baca artikel Bagian Pertama, 

Kemudian setelah membaca bagian pertama silakan lanjut di artikel berikut ini.

Melanjutkan macam-macam bentuk penelitian selanjutnya yang telah ditulis pada artikel sebelumnya, selanjutnya adalah point ke enam

F. Penelitian Korelasional,

Penelitian korelasional bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi0variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.

Contoh:

Studi tentang Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi Belajar

Studi tentang Hubungan peningkatan insentif upah dengan Peningkatan Prestasi Kerja

G. Penelitian Kausal Komparatif,

Penelitian kausal komparatif ini bertujuan untuk mengelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu fenomena.

Contoh:

Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi perusahaan.

Studi tentang Faktor-Faktor Murid Mensontek

H. Penelitian Tindakan (action research)

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual yang lain.

Contoh :

Penelitian tentang Program "Inservice-Training" untuk Melatih Para Penyuluh Pertanian Lapangan

Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru-Guru di SMA


BERDASARKAN TUJUANNYA

dilanjutkan di artikel selanjutnya 


E-book : Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penulis : Prof. Dr. Suryana, M.Si

Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Tahun 2010


PERBEDAAN WIRAUSAHA DAN WIRASWASTA MEMURUT Dr. H. A. Rusdiana, Drs., M.M.

https://www.shutterstock.com/image-photo/satay-egg-roll-one-indonesian-food-2053939835

 

Sumber Gambar : shutterstock

 Perbedaan wirausaha dan wiraswasta

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasata yang perlu kita ketahui dan kita pahami, Jika yang diharapakan dari pendidikan adalah lebih bermental baja atau lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan adversity (AQ) yang berperan untuk kehidupan (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan), demikian ini merupakan wirausaha. Sebaliknya, jika arah dan tujuan pendidikan adalah menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasarn ginansial (FQ), yang lebih tepat adalah pendidikan wiraswasta.

Kedua aspek tersebut sama pentingnya wirausaha dan wiraswasta, dalam perkembangannya kalimat tersebut lebih familiar digunakan adalah wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup aspek finansial, personal, sosial, dan rofesional ( Soesarsono, 2002)

Dalam kewirausahaan disepakati tiga jenis perilaku : 

  1. Memulai inisiatif
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasai mekanisme sosial/ekonomi untuk mengubah  sumber daya dan situasi dengan cara praktis,
  3. Menerima risiko dan kegagalan  

Menurut para ahli ekonomi

Wirausahawan adalah orang yang mengubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan, dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan orang yang melakukan perubahan, inovasi, serta cara-cara baru.

 

 

 

Sumber :

E-book : Kewirausahaan Teori dan Praktik

Penerbit : Pustaka Setia

Penulis : Dr. H. A. Rusdiana, Drs., M.M.

Tahun : 2014


MACAM-MACAM BENTUK PENELITIAN


 

 

Secara umum penelitian yang kita ketahui dapat dibedakan kedalam dua jenis penelitian, yaitu penelitian menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya.

Penelitian Menurut Sifat Masalahnya ( Dirjen Dikti, 1981)

Ada beberapa penelitian yang tergolong dalam menurut sifat masalahnya

 

A. Pebelitian Historis,

Penelitian ini bertujuan tuntuk membut rekonstruksi masa lampau, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti0bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang akurat.

Contoh : 

 Studi tentang Praktek Vawon di Pulau Jawa 

Studi tentang Perkembangan Industri 4.0 di Indonesia

 

B. Penelitian Deskriptif,

Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. Apabila, diambil beberapa samplenya saja, diseebut survey deskriptif.

Contoh :

Survay Pendapatan Umum Tentang Sikap Berhemat Masyarakat

Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di Daerah X

Penelitian Tentang Daya Serap Sisa SMA dalam Pelajaran X

 

C. Penelitian Perkembangan (Development Research)

Dalam penelitian perkembangan ini bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fingsi waktu.

Contoh

Studi Logitudinal Pertumbuhan yang Mengukur Sifat-sifat Pertubahan X

Study Cross-sectional Tentang Sifat-sifat Pertumbuhan X

Study Kecenderungan Tentang Pola-Pola Perubahan

Studi Perkembangan Perilaku Konsumen dalam Membeli suatu Produk X


D. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field Research)

Penelitian ini bertunjuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu, kelompok dan masyarakat. 

Dalam penelitian ini mempunyai suatu ciri-ciri yaitu, bersifat mendalam tentang suatu unit sosial tertentu yang hasnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir.

Contoh :

Studi Kasus yang dilakukan Piaget tentang Perkembangan Kognitif pada Anak-anak

Studi Kasus tentang Pola Konsumsi Masyarakat Kota dan Pola-Pola Kehidupannya.

Studi Lapangan tentang Kelompok Masyarakat Terpencil


E. Penelitian Ekperimen,

Penelitian ekperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada suatu kondisi perlakuandan membandingkan hasilnya dengan suatu atau lebi kelompok kontrol.

Contoh:

Ekperimen tentang Gejala-Gejala Alam

Ekperimen tentang reaksi kimia X


Bersambung ke artikel Bagian Dua


E-book : Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penulis : Prof. Dr. Suryana, M.Si

Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Tahun 2010

MENGHINDARI RAGAM KESALAHAN GURU DALAM BELAJAR-MENGAJAR



Sebagai manusia biasa, pasti guru tidak lepas dari berbagi macam kesalahan dan lupa. Segala sesuatu yang telah diuraikan di buku ini mengenai kesalahan-kesalahan guru yang paling fatal diharapkan dapat menjadi motivasi bagi guru dan calon guru agara tidak melakukan kesalahan yang sama. Semoga dengan mengetahui Ragam Kesalahan guru dalam belajar-mengajar dapat membantu Guru dan kita untuk melakukan intropeksi diri sejak dini dan sebelum orang lain mengoreksi kesalahan kita.

Dengan demikian diharapakan bisa menghindari ragam kesalahan guru dalam belajar-mengajar. Sehingga, segala sesuatu yang diinginkan dari berlangsungnya aktivitas belajar-mengajar dapat tercapai secara maksimal. 

Harapan besar dapat di implementasikan dalam cita-cita pendidikan nasional semakin lebih baik dibandingkan dengan yang sudah-sudah.  Selain itu, orang tua murid dan masyarakat pada umumnya semakin percaya terhadap kinerja para guru (pada khususnya) dan lembaga pendidikan (pada umumnya)


 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

23 TIDAK BISA MENGOPERASIKAN MEDIA PEMBELAJARAN

 


 

 

 

 

Setelah kita mempelajari poin ke dua puluh dua yaitu tidak memperhatikan perbadaan individual

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas tidak bisa mengoperasikan media pembelajaran

 

 Media pembelajaran merupakan suatu alat komponen yang penting dalam pendidikan untuk menunjang efektivitas belajar-mengajar. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai metode atau teknik yang menggunakan alat bantu guna memberikan pemahaman kepada murid dalam kegiatan belajar-mengajar.

Secara umum media pembelajaran dibagi menjadi dua. 

Pertama, Metode pembelajaran yang berbentuk inovasi  teknologi yang bersifat mekanik, seperti LCD, OHP, dan vidio.

Kedua, media pembelajaran yang bersifat natural, seperti barang-barang bekas, pepohonan, binatang, dan lain-lain. [sumber dari klubguru.com]. Semua media pembelajaran ini dapat membantu guru dalam menjalankan kegiatan belajar-mengakar.

Manfaat Media Pembelajaran  dalam kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut :

 

Mempermudah Penyampaian Materi

Dalam menyampaikan meteri pembelajaran, media dapat meminimalisir perbedaan penafsirkan antara sesuatu yang disampaikan guru dengan pemahaman murid.

Kegiatan Belajar Mengajar  Lebih Menarik dan Jelas

Media pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan dalam belajar.

Komunikasi Lebih Interaktif

Dengan media pembelajaran, guru dapat membangun komunikasi lebih interaktid dengan murid.

Efisinesi Waktu dan Tenaga

Media pembelajaran dapat mengurangi kerja keras guru dari segi waktu dan tenaga untuk membuat murid paham terhadap sesuatu yang dijelaskan.

Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar

Kegiatan belajar-mengajar yang menggunakan media, secara tidak langsung, kualitas dan prestasi belajar murid akan semakin meningkat. Sebab, dengan media pembelajaran, murid tidak hanya aktif dalam mendengarkan , namun juga aktif melihat, menyentuh, merasakan, serta mengalami sendiri.

Merangasang Murid agar Belajar Kapan pun dan di Mana pun

Dengan contoh yang diekplorasi melalui media pembelajaran, hal ini akan membuat murid terangsang untuk belajar kapan pun dan dimana pun.

Semakin Tertarik untuk Belajar

Media pembelajaran dapat mendorong murid untuk terus belajar karena dalam jiwanya tumbuh cinta terhadap ilmu pengetahuan

Guru Lebih Produktif

Guru yang menggunakan media pembelajaran akan lebih produktif dalam mengajar ketimbang guru yang tidak menggunakan media.

 

Ada beberapa alasan yang membuat guru tidak menggunakan media pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Media Pembelajaran Membuat lebih Repot
  2. Media pembelajaran sebagai Sesuatu yang Canggih dan Mahal
  3. Khawatiran Tidak Bisa Mengoperasikan Media Pembelajaran
  4. Media Pembelajaran sebagai Sarana Hiburan
  5. Sekolah Tidak Menyediakan Media Pembelajaran 
  6. Guru Lebih Suka Berbicara

 

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Mengajar di Luar Bidang

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

24 MENGAJAR DILUAR BIDANG

 


Setelah kita mempelajari poin ke dua puluh tiga yaitu Tidak Bisa Mengoperasikan Media Pembelajaran

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas mengajar diluar bidang

 Guru mempunyai tugas mengajar. Namun, guru bukan sekadar mengajar, melainkan harus ahli di bidang yang diajarkannya. Sebab, guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar murid.


Beberapa hal yang menjadi dampak dalam belajar-mengajar ketika guru mengajarkan di luar bidangkan diantaranya adalah sebagai berikut

Kurang Puas

Setiap orang tidak akan puas secara maksimal jika dipaksa atau memaksakan diri untuk bekerja di bidang pekerjaan yang tidak dikuasainya atau tidak sesuai dengan minta, bakat, dan kemampuannya.

Tidak Termotivasi

Guru yang mengajar bukan bidannya cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk mengajar. Dampaknya, sering terjadi menurunnya produktivitas guru akibat tidak termotivasi dalam mengajar. 

Keahlian Guru Menjadi Tidak Berkembang

Guru yang mengajar di luar bidangnya akan memendekkan keahliannya yan gsejak semula digelutinya. Hal ini akan membuat guru tidak menguasai sepenuhnya terhadap seluruh bidang yang digelutinya, padahal ilmu pengetahuan terus berkembang.

Kurang Menarik

Kegiatan belajar-mengajar akan terasa kurang menarik apabila ditangai oleh guru yang bukan ahlinya. Ini terjadi karena guru tersebut akan mengalami kesulitan untuk membuat muridnya paham, apalagi sang guru juga kurang memahaminya. Ketika murid merasa kurang tertari belajar, prestasi belajarnya pun akan menurun.

Tingkat Lulusan Rendah

 Ketika murid tidak tertarik untuk belajar disebabkan oleh guru yang mengajar bukan ahlinya, maka hal ini akan membuat motivasi berlajarnya rendah. Itu juga akan berpengaruh terhadap tingkat dan kualitas lulusan. Lulusan dari sekolah.yang gurunya mengajar bukan di bidangnya akan rendah dibandingkan dengan sekolah yang diajari oleh guru yang sesuai dengan bidangnya.

Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa yang paling sulit untuk menertibkan guru agar mengajar sesuai bidangnya adalah ketiak sekolah kekurangan guru. Tentunya, ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak yang berwenang di bidang pendidikan

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Tidak  Mengikuti Perkembangan Zaman

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

22 TIDAK MEMPERHATIKAN PERBEDAAN INDIVIDUAL

 

 


 

 

Setelah kita mempelajari poin ke dua puluh satu yaitu Diskriminatif

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas Tidak Memperhatikan Perbedaan Individual

 

Perbedaan Individu murid amat penting diperhatikan bagi seorang guru dalam aktivitas belajar-mengajar. Sebab, ketika seorang guru mengetahui perbedaan individu muridnya, maka guru lebih mudah dalma mencari cara metode dan pendekatan pembelajaran yang efektif sekaligus menarik bagi seluruh murid.

Perbedaan individu yang lebih mendalam mengenai ciri-ciri murid berkaitan dengan kecerdasan, bakat, kesehatan, emosional, dan keluarga. (sumber : satulagi.com). Untuk lebih jelasnya, silahak perhatikan uraian berikut ini:

Kecerdasan

Kecerdasan setiap murid tidaklah sama. Masing-masing memiliki bidang keunggulan sendiri setiap murid. Ini dapat ditinjau dari daya tangak murid terhadap mata pelajarannya. Jika murid lamban dalam memahami pelajaran atau sesuatu, berarti ia dikatakan kurang cerdas pada bidan tersebut. Murid tersebut membutuhkan pendekatan khusus. Sebaliknya, murid yang memiliki kecerdasan tinggi biasanya lebih cepat memahami sesuatu. Dalam hal ini, guru tetap dituntut semakin menyempurnakan kecerdasannya.

Bakat

Bakat murid dapat diketahui melalu tes bakat saat pertama kali masuk sekolah. Atau, guru bisa mengetahui bakat murid dalam sesi perkenalan yang biasanya dilakukan pada awal periode atau permulaan kegiatan belajar-mengajar.

Sementara itu, kurikulum di sekolah cukup banyak. Lazimnya, murid lebih tertarik pada kurikulum yang dapat menunjukan bakatnya. Oleh karena itu, guru harus mampu menyajikan mata pelajaran yang sekiranya menunjang seluruh bakat murid yang berbeda-beda.

Kesehatan

Kondisi kesehataan masing-masing murid tentunya tidaklah sama setiap kali mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, adal pula muri dyang keadaan tubunya normal sempurna, tetapi ada juga murid yang memiliki keterbatasan, seperti mengalami gangguan pada pengelihatan, penegaran, tangan, dan lain-lainnya.

Semua ini dapat mempengaruhi minat dan efisiensi murid dalam belajar-mengajar. Oleh karena itu, guru harus mengetahui kondisi kesehatan seluruh muridnya sehingga ia menemukan pendekatan khusus bagi murid yang kurang sehat.

Emosional

Adapun yang dimaksud emosional di sini adalah sikap sosial murid ketiak berhubungan dengan orang lain. Misalnya, guru mencermati murid yang cepat marah, pendiam, pemberani, pemalu, suka menyendiri, dll. Semua sikap sosial yang berkaitan degnan kecerdasan emosional itu dapat mempengaruhi proses belajar-mengajar. Keragaman emosi tersebut dapat diketahui oleh guru dengan mudah. Oleh karena itu, pendekatan secara emosional yang emansipatif dan veriatif perlu dilakukan oleh guru.

Menurut KBBI 

eman.si.pa.tif /èmansipatif/ adalah a bersifat emansipasi

va.ri.a.tif adalah a bersifat variasi

Keluarga

Kondisi keluarga setiap murid dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya sehingga menyebabkan perbedaan individual. Perbedaan dalam keluarg itu menyengkut masalah ekonomi, sikap, apresiasi, komunikasi, kerja sama, pola pikir, minat, dan lain-lain.


Mengenai perbedaan individu murid, sudah banyak ahli yang menelitinya. Salah satu peneliti terkenal dalam hal ini adalah Howard Gardner. Hasil dari pemikirannya sering kali disebut dengan teori kecerdasan ganda (multiple intelligence).  Gardner menemukan bahwa kecerdasan itu terdiri atas tujuah macam, yaitu

Kecerdasarn linguistik (linguistic intelligence)

Kecerdasan musik (musical intelligence)

Kecerdasan bodi-kinestetik (bodily-kinestetic intellegence)

Kecerdasan logika-metematika (logical-mathematical intelligence)

Kecerdasan ruang (spacial intelligence)

Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence)

Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)

 

Sehubungan dengan itu, perbedaan kecerdasan yang terdapat pada murid harus mendapatkan perhatian dari guru. Guru jangan hanya fokus pada satu kecerdasan agar seluruh murid yang memiliki peredaan kecerdasan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

 

 

 

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Tidak Bisa Mengoperasikan Media Pembelajaran

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

21 DISKRIMINATIF

 

 


Setelah kita mempelajari poin ke dua puluh yaitu Tidak Perduli dengan Presensi Murid

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas Diskriminatif

 

Dalam kegaiatan belajar-mengajar, guru dituntut untuk berlaku adil dan tidak diskriminatif terhadap seluruh murid. Dalam hal ini guru diibaratkan seperti orang tua yang memiliki banyak anak. Kasih sayang orang tua harus diberikan secara merata kepada seluruh anak, baik terhadap secara merata kepada seluruh anak, baik terhadap anak yang paling patuh maupun anak yang bandel diperlakukan secara adil. Jika kasih sayang tidak dilakukan secara adil maka akan timbul kecemburuan dari anak yang kurang mendapat kasih sayang.

Guru yang tidak adil dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar murid. Sebab, murid yang merasa kurang mendapatkan perhatian dari guru cenderung akan belajar asal-asalan atau tidak akan semakin meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya, murid yang paling banyak mendapatkan perhatian kemungkinan akan terus meningkatkan prestasi belajarnya.

Dari sinilah, dapat ditarik kesimpan bahwa jika ingin seluruh murid meningkatkan prestasi belajar, guru harus adil. Tidak perlu ada murid yang diistimewakan, meskipun ada murid yang paling rajin dan cerdas.

Guru yang melakukan diskriminatif dapat ditelusuri penyebabnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Menganggap Diri sebagai Penguasa

 Ketidakadilan seorang guru terhadap muri dlazimnya terjadi pada guru yang menganggap dirinya sebagai penguasa yang otoriter. Kelas dianggap miliknya atau berada dalam genggamannya. Suasana kelas diatur sepenuhnya oleh guru atau sesuai dengan seleranya. Gerak-gerik murid pun diawasi.

Karena itulah, murid yang patuh dan tunduk kepada guru sekaligus cerdas mendapatkan perhatian penuh dari guru. Sedangkan murid yang tidak patuh dan bodoh akan memperoleh hukuman, bahkan diusir keluar kelas. Di sini, telah terjadi diskriminasi akibat guru menganggap diri sebagai penguasa.

Maka, guru jangan hanya menaruh perhatian pada murid yang patuh, tetapi murid yang tidak patuh juga mesti diberi perhatian dan diarahkan secara bijaksaan agar dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara optimal.

Membedakan Murid yang Cerdas dan Kurang Cerdas

 Membedakan murid yang paling cerdas dengan kurang cerdas untuk memberikan metode yang berbeda dalam mengajar tidaklah menjadi persoalan yang serius. Sebab, yang menjadi persoalan adalah ketika guru membedakan murid agar lebih memperhatikan murid yang memiliki kecerdasan tinggi, merupakan diskriminasi yang tidak patut dilakukan oleh guru.

 Ada Hubungan Keluarga

Guru yang memiliki hubungan keluarga dengan salah satu murid dapat mebuat guru  berlaku diskriminatif terhadapnya. Misalnya, murid  yang mempunyai hubungan keluarga diberi perhatian lebih saat mengajar, sedangkan murid yang tidak memiliki hubungan keluarga kurang diperhatikan. Jika ini terjadi , murid yang kurang mendapat perhatian akan merasa cemburu dan meremehkan guru.

Murid Berasal Dari Keluarga Kaya atau Anak Seorang Pejabat

Seorang guru dapat berlaku diskiminatif disebabkan oleh adanya salah satu murid yang berasal dari keluarga kaya atau anak seorang pejabat. Murid yang berasal dari keluarga kaya diistimewakan, sedangkan murid berasla dari keluarga miskin kurang diistimewakan. Guru yang demikian bukalah guru yang adil yang tidak pilih kasih dalam memberikan perhatian dan pembelajaran terhadap seluruh murid.

Oleh karena itu, dengan beberapa alasan yang dapat menyebabkan guru harus berlaku adil dalam menjalankan profesinya. Ketidakadilan guru dalam kegiatan belajar-mengajar hanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan muridnya.

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Tidak Memperhatikan Perbedaan Individual

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

19 MELAKUKAN PELECEHAN SEKSUAL

 


 

 

 

Setelah kita mempelajari poin ke delapan belas yaitu Mengajarkan Porno

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas Melakukan pelecahan seksual

 

 Berbagai perilaku yang dapat digolongkan dalam pelecehan seksual juga dapat digunakan untuk membaca perilaku guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap murid sekolah. 

Apabila guru melakukan hal seperti itu maka guru telah melanggar aturan yang sangat fatal karena merusak nama baik dunia pendidikan yang semestinya mendidik menjadi lebih baik sekaligus merusak harkat martabat guru itu sendiri

 

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Tidak perduli dengan presensi murid

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

FUNGSI DARI MANAJEMEN OPERASIONAL


 

Ada beberapa fungsi yang dimiliki dari manajemen operasional. Penjabarannya sebagai berikut :

Perencanaan

Tahap perencanaan ini meliputi semua kegiatan yang diawali dari penentuan barang dan jasa yang akan diproduksi hingga jadwal untuk memasarkan produk. Dalam perencanaan termasuk juga perencanaanpenggunaan sumber daya dan fasilitas lainnya untuk menghasilkan suatu produk.

Pengorganisasian

Dalam hal ini orang yang melakukan manajemen operasional harus menentukan jumalh dan jenis sumber daya  yang iperlukan untuk menjalankan semua aktivitas bisnis. 

Penelaah

 Tahap ini meliputi semua kegiatan untuk memperoleh keterangan tentang setaip kegiatan yang dikerjakan dalam kegiatan operasional dan produksi.

Pengawasan 

Tahap ini merupakan melakukan fungsi pengawasan yang mencakup semua kegiatan bertujuan mengerahkan dan menjamin agar berbagai kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.


Sumber : accurate.id diakses tanggal 17 November 2021 pada pukul 19.30 WIB

CIRI-CIRI MANAJEMEN OPERASIONAL


 

Manajemen operasional memilik beberapa ciri-ciri karkteristik yang dapat dilihat dan dibedakan, berikut ini ciri-ciri manajemen operasional.

Bertujuan memproduksi barang dan jasa

Ciri-ciri pertama dari manajemen operasional adalah bertujuan untuk mengatur secara keseluruhan proses produksi barang dan jasa untuk menghasilkan pedapatan untuk perusahaan

Mempunyai kegiatan proses transformasi

Proses transformasi adalah segala kegiatan atau kelompok kegiatan yang mengambil satu atau lebih input, mengubah dan menambah nilai dari suatu barang dan jasa sehingga memberikan hasil output untuk pelanggan atau klien.

Misalkan apabila input itu berupa bahan baku, maka akan relatif lebih mudah untuk mengenali dan mengidentifikasi transformasi yang terlibat, seperti contoh susu diubah menjadi keju dan mentega. Namum apabila transformasi dimana input adalah sesuatu yang tidak berwujud seperti informasi atau orang, sigat transformasi mungkin kurang terlihat jelas. Misalnya, rumah sakit mengubah pasien yang sakit (sebagai input) menjadi pasien yang sehat (adalah output).

Terdapat suatu mekanisme pengendalian sebuah pengoperasian

Terakhir dari ciri-ciri manajemen operasional adalah terdapat suatu mekanisme yang mengatur dalam mengendaliakn pengoperasian pada suatu bisnis. Baik untuk mengoperasikan berupa langka-langka dalam proses operasi dasar seperti meningkatkan kualitas produk, mengurangi limbah, dan meningkatkan penjualan.


Sumber : accurate.id diakses pada 17 November 2021 pukul 15.10 WIB

18 MENGAJARKAN PORNO

 

 


 

 

Setelah kita mempelajari poin ke tujuh belas belas yaitu Mengajarkan Permusuhan dan Kebencian

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas mengajarkan porno

 Tidak dapat di pungkiri bahwa pornografi, pornoaksi, dan seks bebas serta penggunaan Narkoba juga melanda murid. Ini merupakan sebuah potret kusam bagi dunia pendidikan saat ini. Hal tersebut tadi jika dunia pendidikan tidak mampu memendung dan memfilter budaya mngatif dari luar yang menyusup ke dalam bangsa Indonesia akan berakibat buruk bagi generasi muda.

 Salah satu elemen pendidikan yang mempunyai tugas menanamkan nilai-nilai luhur pada murid, termasuk dengan nilai-nilai kehidupan seksual yang sehat dan normatif, adalah membutuhkan andil dari guru.  Memang tugas semacam ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagi guru, melainkan juga tanggung jawab orang tua murid, tokoh masyarakat, dan masyarakat pada umumnya.

Dalam konteks tersebut, dapat dipetakan bahwa guru mempunyai tugas di sekolah, orang tua meiliki tugas di rumah, sedangkan tokoh masyarakat dan masyarakat umum mempunyai tugas di tempat-tempat umum. Semua elemen ini perlu saling bersinergi bersama untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan moralitas kepada murid.

Sebagai seorang guru yang benar-benar memahami profesinya yang mulia, seharusnya ia tidak mengajarkan hal-hal yang dapat meracun mental murid, seperti pornografi dan pornoaksi ataupun hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak normatif.

Diambil dari website wartamarga.gunadarma.ac.id, Peter Weir, seorang sutradara, mengungkapkan bahwa penyebaran video porno, serta tayangan yang terlalu memamerkan erotisme dan kekerasan sangat tidak mendidik dan akan merusak mental murid, sehingga murid mengalami depresi dan sakit jiwa, ahkan bisa mengubah lingkungan dan budaya sekolah yang semula sehat menjadi tidak sehat. 

Sebenarnya, ketika guru mengajarkan hal-hal yang "berbau" porno, guru tersebut telah menghilangkan fungsinya sebagai penanam nilai-nilai luhur dan penjaga moralitas murid. Jika ini benar-benar terjadi, guru akan kehilangan harkat dan martabatnya, baik di mata murid, orang tua murid, dan masyarakat pada umumnya.

Maka, kesalahan guru ini jangan sampai terus berlanjut jika ingin guru dan sekolah tetap dikatakan sebagai tempat pendidikan yang paling ideal untuk menciptakan manusia yang memiliki moralitas luhur.

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Melakukan pelecehan seksual.

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

17 MENGAJARKAN PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN

 


 

 

Setelah kita mempelajari poin ke enam belas yaitu Membuat Soal Ujian yang Tidak Diajarkan

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atasMengajarkan Permusuhan dan Kebencian

Negara kita yang memiliki keragaman budaya, seperti bahasa yang berbeda-beda dan keyakinan kepada Tuhan yang tidak sama, sangat urgen untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan membangun jalan persaudaraan sesama manusia.

Lihat saja, negara kita dihuni oleh lebih dari 200 kelompok etnis dan memiliki 250 bahasa daerah yang berbeda-beda. Agama yang resmi oleh pemerintah ada 6, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Walaupun demikian, keragaman tersebut mempunyai satu tujuan, sebagaimana yang tertera pada lambang negara burung garuda dalam bahasa Sanskerta "Bhinneka Tunggal Ika" atau berbeda-beda, tetapi satu tujuan.

Apa tujuan yang sama di balik perbedaan itu?

Tujuan yang sama dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa pemerintah negara Indonesia wajib melindungi segenap bangsa Indonesai dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi, dan keadilah sosial.

Apabila guru mengajarkan permusuhan dan kebencian kepada murid-muridnya maka sang guru menyalahi pembukaan UUD 45. Adapaun yang paling meyedihkan di sini adalah ketika ada seorang guru yang mengajarkan permusuhan dan kebencian terhadap muridnya. Pada umumnya ajaran permusuhan dan kebencian ini berbentuk larangan yang kadang tidak disadari berisi ajaran permusuhan dan kebencian. Kasus semacam ini dapat dicontohkan sebagai berikut:

Guru melarang murid berteman dengan anak yang tidak sekolah

Tujuan guru melarang murid bertemen dengan anak yang tidak sekolah biasanya, agar murid tidak terbujuk untuk tidak sekolah. Akan tetapi, jika ditelaah lebih mendalam, larangan ini berisi permusuhan dan kebecian terhadap orang lain. Dalam jiwa murid didik bisa tumbuh kebencian terhadap anak yang sekolah. Anak yang tidak sekolah dianggap anak yang tidak pantas untuk dijadikan seagai teman. Anak itu dinilai tidak bermutu dan harus dijauhi.

Disini, telah terjadi pemisahan antara anak yang dianggap pintar karena bersekolah dengan anak yang dianggap bodoh lantaran tidak sekolah. Padahal, belum tentu anak yang tidak sekolah itu bodoh karena ia tidak ingin sekolah. Boleh jadi, orang tuanya tidak memiliki biaya untuk mengekolahkannya.

Oleh karena itu, demi menjaga kebersamaan, kerukunan, saling menolong, dan saling belajar kepada siapa pun, tidak sepantasnya seorang guru melarang murid berteman dengan anak yang tidak sekolah.

Guru melarang murid bertemen dengan anak yang berbeda agama

Jika ada guru yang melarang murid berteman dengan anak yang berbeda agama, berarti guru tersebut telah mengajarkan permusuhan dan kebencian keapda oran gang agamanya berbeda dengannya, apalagi ditambah dengan perkataan yang stereotip, seperti agama lain sesat, kafir, teroris, dan hal-hal negatif lainnya. Jelaslah ini merupakan provokasi yang tidak oleh dibiarkan.

Guru yang mengajarkan permusuhan dan kebencian sebenarnya bisa dikatakan belum memahami kepada kesatuan dalam perbedaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangasa Indonesia (the founding father)

Guru tersebut juga perlu belajar kembali mengenai hakikat keanekaragaman yang menjadi karakter bangsa Indonesia supaya tidak melakukan kesalahan, sebagaimana yang diungkapkan dalam uraian sebelumnya, dan tidak berdampak buruk terhadap sistem pendidikan di Indonesia.


 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Mengajarkan Porno

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

TUJUAN MANAJEMEN OPERASIONAL BAGI BISNIS

 


 Adanya manajemen operasional adalah untuk mengatur semua penggunaan sumber daya yang dimiliki pada suatu bisnis, dengan adanya manajemen operasional tentunya ada sesuatu yang dituju dalam arti lain manajemen operasional memilik tujuan sehingga proses produksi berlangsung secara efektif dan efisien. Berikut ini lima tujuan sistem operasional

Meningkatkan efisiensi perusahaan (efficiency)
Meningkatkan produktivitas perusahaan (productivity)
Mengurangi biaya pengeluaran berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan (economy)
Meningkatkan kualitas perusahaan (quality)
Mengurangi waktu proses produksi suatu perusahaan (reduced processing time)



Sumber : accure.co.id diakses pada taggal 17 November 2021 pukul 3.10 EBI

16 MEMBUAT SOAL UJUAN YANG TIDAK DIAJARKAN

 


 

 

Setelah kita mempelajari poin ke lima belas yaitu Mengubah Perolehan Nilai Murid

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atasMembuat soal ujia yang tidak diajarkan

 Pada sekolah hendak melaksankan ujian semester dan ujian sekolah, guru yang mengampu mata pelajaran yang hendak diujikan lazimnya membuat soal sendiri. Lalu soal dari guru dikumpulkan oleh pihak sekolah dengan soal-soal dari guru yang lain untuk disalin ke lembar soal resmi dari sekolah.

Guru akan membuat soal sesuai dengan materi pelajaran yang sudah diajarkan kepada murid dan kurikulum yang telah ditetapkan. Sebab, murid juga akan mempelajari segala sesuatu yang sudah diajarkan oleh gurunya dalam catatan-catatan bukunya selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Begitu juga murid  akan belajar sesuai kurikulum dan selesai dipelajari di sekolah untuk memersiapkan ujian. Dengan demikian, Guru akan membuat soal sesuai dengan pelajaran yang telah disampaikan kepada muridnya sehingga bisa menjadi tolak ukur belajar-mengajar. Ketiak murid yang sering membolos, tidak pernah belajar, tidak memperhatikan pelajaran, dan tidak membaca buku. Jelas mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab soal dari guru.

Lain halnya dengan guru yang sengaja membuat soal yang dapat menyilitkan murid saat menjawab, dengan memberiakn sola yang tidak pernah diajarkan di kelas. Murid akan mengalami kesulitan mengerjakan soal. Sekalipun murid yang rajin dan sering mencatat, memperhatikan saat proses belajar-mengajar. Seharunya guru memberikan soal yang mempermudah murid, dalam artian begini, soal-soal yang dikerjakan murid akan merangsang pemikiran murid dalam belajar untuk menganalisis dan mengaitkan dengan buku dan sesuatu yang diajarkan guru.

Adapun yang paling penting untuk diperhatikan oleh  seorang guru dalam mebuat soal adalah murid yang akan mampu menjawabnya dan seberapa banyak yang tidak akan bisa menjawabnya. Tetapi murid yang sudah diaggap dapat memberikan jawaban, hal itu tidaklah ada persoalan. Akan tetapi, bagi murid yang kurang mampu, bahkan tidak akan mampu menjawabnya diperlukan pendekatan khusus agar murid bisa menjawabnya Guru harus mencari tahu mengenai berbagai alasan yang membuat sebagian murid tidak akan mampu memberi jawaban. Sebenarnya, jauh-jauh hari, guru harus sudah mengetahuinya karena ini berkaitan dengan minat, bakat, dan motivasi belajar seluruh murid.

 

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam Mengajarkan Mengajar Permusuhan  dan Kebencian

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 


PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASIONAL


 

Penting kita mengetahui manajemen operasional dalam suatu bisnis.

Menurut parah ahli, salah satunya yaitu ali manajemen, J. Heizer dan B. Render mendefinisikan manajemen operasional sebagai berikut

Manajemen operasional merupakan suatu bentuk pengelolaan menyeluruh dan optimal pada aspek tenaga kerja, barang-barang (mesin, peralatan, dan bahan mentah) atau faktor produksi lain yang dijadikan produk barang dan jasa yang laxim diperdagangkan.

Manajemen operasional bisa juga diartikan sebagai pengelolaan (perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua kegiatan yang berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung.

Selain itu, Manajemen operasional juga sebagai aplikasi ilmu manajemen untuk mengatur semua kegiatan produksi agar berjalan secara efektif dan efisien. Pengertian dari ahli lainnya yaitu sebuah proses berkesinambungan dan efektif dalam memakai semua fungsi manajemen untuk mengintegrasikan beragam sumber daya secara efisien demi terwujudnya tujuan perusahaan.

 Didalam manajemen operasional ada strukur kepengurusan yang mesti dibentuk dan dilakukan sesuai fungsi masing-masing. Pimpinan yang tertinggi dalam sistem ini adalah manajemen operasional.


Sumber : accurate.id diakses 17 November 2021 pukul 3.05 WIB

15 MENGUBAH PEROLEHAN NILAI MURID

 


 

Setelah kita mempelajari poin ke empat belas yaitu Membocorkan Rahasia Ujian

Selanjutnya kita mempelajari Kesalahan guru atas Mengubah Perolehan Nilai Murid

 Dalam sebuah sekolah untuk menunjukkan hasil dari proses belajar-mengajar sebagai bukti pembelajaran adalah adanya buku rapor yang berisi penilaian guru terhadap muridnya.

Akan tetapi ketika oknum guru yang tidak tertanggung jawab memberikan nilai kepada murid tidak sebagaimana mestinya atau mengubah nilai murid baik menaikkan atau menurunkan nilainya. Dengan demikian telah terjadi kecurangan karenga penilainya tidak secara objektif sesuai dengan kemampuan murid yang sesungguhnya.

Persoalan guru yang mengubah perolehan nilai ini terdiri dari dua macam, yaitu mengubah nilai dengan maksud mengatrol nilai murid naik dan mengubah nilai dengan maksud mengurangi nilai murid.

A. MENGATROL NILAI MURID

Agar nilai rapor sekolah menunjang untuk kelulusan murid, ada sebagian guru dan kepala sekolah yang tidak segan-segan mengatrol nilai rapor murid yang ikut ujian misalkan. Jika mengatrol nilai sekolah benar-benar terjadi, sebenarnya guru telah melakukan kesalahan besar. Alasan guru yang mengatrol nilai murid untuk menolong murid perlu dipertanyakan. Apakah guru menolong murid atau menolong dirinya sendiri dan institusi tempat dirinya mengajar?

Jawaban dari pertanyaan tersebut lebih cenderung pada guru menolong dirinya sendiri atau institusinya. meskipun guru menambahkan alasan bahwa sesuatu yang dilakukannya (menolong dengan menatrol nilai murid) tidak meminta imbalan berupa materi sedikit pun kepada murid. Argumen ini bisa "dipatahkan" dengan argumen bahwa jelaslah guru tidak meminta imbalan lantara yang dibantu sebenarnya bukan murid melainkan guru dan institusi.

Alasan guru dan sekolah melakukan mengatrol nilai murid

a. Guru Takut Dianggap Gagal Mendidik Murid

Ketika banyak  murid yang tidak lulus mengikuti Ujian Nasional, jelaslah bahwa yang akan disalahkan untuk pertam akali adalah guru. Guru akan dianggap gagal dalam mengajar dan mendidik. Ketakutan untuk disalahkan itulah yang  memungkinkan guru nekat mengatrol nilai murid dengan alasan menolong Di sini, sebenarnya telah terjadi ketidakjujuran yang dilakukan oleh guru.

Sebenarnya, jika guru benar-benar berjiwa kesatria, ia akan menyadari dan mengakui kelemahan-kelemahannya dalam mengajar, tanpa harus menutupinya dengan mengatrol nilai murid. Guru yang mengakui kelemahan-kelemahannya tidak akan pernah melakukan inovasi dalam metode dan teknik mengajar sehingga dapat mendongkrak prestasi muridnya.

b. Sekolah Takut Dikatakan Tidak Maju dan Tidak Bermutu

Guru berada di bawah naungan pihak sekolah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika terdapat guru yang tidak profesional, sebenarnya sekolah yang berandil banyak dalam keberhasilan gurunya dalam mengajar murid. Kegagalan guru dalam mengajar murid menjadikan Sekolah tidak akan mengalami kemajuan dan jelas tidak bermutu. 

Untuk menutupi kekurangan ini, sekolah melakukan pengatrolan nilai murid. Pengatrolan ini bertujuan meningkatkan mutu sekolah, sedangkan murid hanya terangkat nilainya secara quantitatif, padahal kualitatifnya masih perlu dipertanyakan. Sehingga, tidak heran jika ada murid yang mau mendaftar ke Jenjang sekolah yang lebih tinggi dengan berbekal nilai rapor

 

 

 

 

Nantikan artikel berikutinya yaitu dari ragam kesalahan umum guru dalam mengajar Membuat Soal Ujian Yang Tidak Diajarkan

 

Sumber : Rahman, Mansyur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. DIVA Press 

 

 

DEDUKTIF DAN INDUKTIF


 

Pada rintangan sains dalam penelitian

Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotesis  deduktif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian dijelaskan dibawah ini

 

Deduksi dan induksi

Deduksi adalah proses dimana kita tidak pada  suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Misalnya, kita mengetahui bahwa semua orang yang berkinerja tinggi adalah sangat menguasai pekerjaan mereka. Bila John berkinerja tinggi, kita kemudian meyimpulakn bahwa ia sangat menguasai pekerjaannya. (dari umum ke khusus)

Induksi adalah proses dimana kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada kesimpulan. Dengan kata lain, dalam induksi, kita secara logis membuat sebuah proporsi umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya kita melihat proses prouksi merupakan ciri utama dari pabrik manufaktur. Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan produksi. (dari khusu ke umum)

Baik proses deduktif maupun induktif digunakan dalam invetigasi.

Rintangan penyelidikan ilmiah meliputi proses mengamati fenomena pada awalnya, mengidentifikasi masalah, membangun sebuah teori yang mungkin berlaku, membuat hipotesis, menentukan aspek-aspek desain penelitian, mengumpulkan data menganalisis data, dan mengiterpretasi hasil.

 

Sumber

Buku : Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis 

Buku 1 Edisi 4

Penulis : Uma Sekaran

Penerbit : Penerbit Salemba Empat

Tahun : 2014