PERSEPSI ORANG: MEMBUAT PENILAIAN ATAS ORANG LAIN




Teori Atribusi 


 
Benda-benda mati seperti bangku, mesin dan bangunan mengikuti hokum alam, tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan, motif, atau niat. Manusia memiliki semua itu. Ketika kita mengamati orang, kita mencoba menjelaskan perilaku mereka. Persepsi dan penilaian kita tentang tindakan orang dipengaruhi oleh asumsi yang kita buat di pikiran kita terhadap orang itu. Teori ini mencoba menjelaskan cara-cara bagaimana kita menilai orang dengan cara yang berbeda. Hal itu tergantung pada pengertian yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Itu menyatakan bahwa ketika kita mengamati perilaku seorang individu, kita coba menentukan apakah itu sebabkan dari hal internal maupun eksternal. 


Salah satu temuan dari riset teori atribusi adalah bahwa kesalahan atau bisa mengganggu atribusi. Ketika membuat penilaian mengenai perilaku orang lain, kita cenderung meremehkan pengaruh luar (Eksternal) dan lebih mencodongkan pada pengaruh Pribadi (Internal). Kesalahan Atribusi Fundamental ini dapat menjelaskan mengapa seorang manajer penjualan cenderung mengatribusikan buruknya kinerja agen penjualnya pada kemalasan dibandingkan pada lini produk inovatif competitor. Orang-orang juga cenderung mengatibusikan informasi-informasi ambigu seperti pujian bagus, menerima umpan balik positif dan menolak umpan balik negatif. Hal ini merupakan Bias Pelayanan diri.
Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum.
Jalan Pintas untuk menilai orang lain sering kali memperbolehkan kita untuk membuat persepsi akurat dengan cepat dan memberikan data yang vakid untuk membuat prediksi

  1. Persepsi Selektif (Selective Perception), Kecendrungan untuk secara selektif mengintepretasikan apa yang seorang lihat dalam basis minat, latar belakang, dan sikap seseorang.
  2. Efek Halo (Halo Effect), Kecendrungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seorang individu berdasarkan karakteristik tunggal.
  3. Efek Kontras (Contrast Effect), Evaluasi atas karakteristik seorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingkat lebih tinggi atau rendah dalam karakteristik yang sama.
  4. Stereotip adalah ketika menilai seseorang berdasarkan persepsi kita atas kelompok asalnya kita sedang melakukan Stereotip. 


Aplikasi Spesifik dari jalan pintas dalam Organisasi 

 
Orang di dalam Organisasi selalu menilai satu sama lain. Manajer harus menilai keinerja pekerjanya. Kita mengevaluasi seberapa banyak usaha yang diberikan rekan kerja kita dalam pekerjaan mereka.
 

Wawancara Kerja 

Sedikit orang yang direkrut tanpa wawancara. Namun, pewancara membuat penilaian perseptual yang sering kali tidak akurat dan menggambarkan kesan awal yang dengan cepat mengakar. Kebanyakan keputusan pewancara berubah sangat sedikit sesudah 4 atau 5 menit pertama wawancara. Sebagai hasilnya , informasi yang diperoleh dari awal wawancara membawa bobot yang lebih besar dibandingkan informasi yang peroleh sesudahnya, dan pelamar yang baik mungkin dikarakterisasi lebih berdasarkan tidak adanya karakteristik yang tidak menyenangkan dibandingkan berdasarkan kehadiran kerakteristik yang menyenangkan.


Ekspektasi Kerja 

 
Jika seorang manajer mengekspektasikan hal-hal besar dari pekerjaanya, mereka tidak mungkin mengecewakannya. Sama halanya, jika Ia mengharapak hanya kerja minimal, mereka akan mungkin memenuhi ekspektasi kerja itu. Ekspektasi menjadi realita. Prediksi pemenuhan diri telah didapati mempengaruhi kenerja pelajar, tentaram dan bahkan akuntan. 


Evaluasi Kinerja 

 
Masa depan seorang pekerja sanga terikat dengan penilian (promosi, kenaikan gaji dan kelanjutan pekerjaan). Meskipun penilaian bisa jadi objektif tapi kadang pula ada banyak pekerjaan yang dinilai secara subjektif.


Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition, McGraw-Hill.

0 komentar:

Post a Comment