RINGKASAN - NERACA PEMBAYARAN DAN KURS VALUTA ASING

 

  • Masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka adalah lebih rumit daripada masalah yang dihadapi dalam perekonomian tertutup. Dalam jangka pendek perekonomian tertutup hanya perlu menghadapi masalah pengangguran dan inflasi. Dalam perkonomian terbuka di samping maslalah pengangguran dan inflasi, harus pula dihadapi kemungkinan berlakunya ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran  dan ketidakstabilan. Apabila neraca pembayaran dalam keadaan defisit dan valuta sing meningkat nialinya, masalah sektor luar negeri ini akan dapat memperburuk masalah inflasi dan pengangguran.
  • Neraca pembayaran mencatat berbagai jenis aliran masuk dan aliran keluar keuangan yang berlaku dari satu negara ke negara lain dalam suatu tahun tertentu. Bentuk umum neraca pembayaran adalah seperti yang ditunjukkan di bawah ini:


  • Neraca keseluruhan akan menunjukkan apakah neraca pembayaran dalam keadan surplus atau defisit. Defisit dalam neraca pembayaran akan mengurangi cadangan, dan surplus dalam neraca pembayaran akan menambah cadangan valuta asing. Apabila neraca pembayaran terus menerus mengalam surplus dengan sendirinya cadang valua asing semakin bertambah. Kecenderungan yang sebaliknya, yaitu defisit neraca pembayaran yang berkepanjangan  cenderung akan mengurangi cadangan valuta asing dan menyebabkan kemerosotan nilai mata uang negara. Masalah seperti ini dapat menyebabkan keadaan pengangguran menjadi semakin buruk dan tingkat inflasi semakin cepat. Oleh sebab itu masalah defisit neraca pembayaran yang berkepanjangan perlu dihindari.
  • Transaksi ekpor, impor, dan jasa serta aliran dana dari satu negar kenegara lain memerlukan pasaran valuta asing, yaitu pasaran yang melakukan pertukaran (atau jual beli) di antara sesuatu mata uang dengan berbagai mata uang lainnya. Untuk  melakukan pertukaran atau jual beli tersebut dibutuhkan kurs valuta asing. Dua sistem dapat digunakan untuk menentukan kurs valuta asing:sistem kurs pertukarua tetap dan sistem kurs pertukarau berubah bebas. Dalam sistem kurs pertukaran tetap pemerintah akan menentukan nilai pertukaran di antara mata uang domestik dengan mata uang asing. Dalam kurs pertukaran berubah bebas permintaan dan penawaran mata uang asing di pasaran akan menentukan kurs pertukaran.
  • Dalam kurs pertukaran tetap pemerintah akan menentukan nilai berbagai mata uang atau valuta asing dalam nilai mata uang domestik (yaitu Rupiah). Apabila pemerintah menetapkan, misalnya US$ 1.00 adalah sama dengan nilainya dengan Rp 9.000 maka dalam setiap transaksi apakah ekpor atau impor atau pengiriman uang lain ke luar negeri harus menggunakan kurs yang ditetapkan tersebut pada setiap waktu, walaupun dolar US mengalami perubahan nilai di pasaran luar negeri.
  • Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas, perubahan-perubahan kurs pertukaran terutama disebabkan oleh faktor berikut:
  • Pertukaran dalam cita rasa masyarakat
  • Perubahan harga barang yang diekpor dan harga barang yang diimpor dalam pasaran luar negeri ,
  • Keadaan inflasi di dalam negeri
  • Suku bunga dan tingkat pengembalian modal dalam dan luar negeri, dan
  • Pertumuhan ekonomi di dalam negeri dan di negara-negara lain.
  • Sistem kurs pertukaran mata uang  asing dapat mempengaruhi kedudukan neraca pembayaran. Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas neraca pembayaran cenderung untuk menjadi lebih seimbang, sedangkan dalam sistem kurs pertukaran tetap neraca pembayaran cenderung menjadi lebih tidak seimbang. Maka, untuk menjamin kestabilan kurs valuta asing perlulah negara yang menggunakan sistem tersebut menyimpan cadanga mata uang asing yang mencukupi. Ketika berlaku kelebihan permintaan, bank sentarl perlu menjual valuta asing untuk menjamin kestabilan nilai mata uang dalam negeri, dan ketika kelebihan penawaran mata uang berlaku bank sentral perlu mebeli valuta asing.
  • Dalam perekonomian terbuka masalah ekonomi yang dihadapi adalah berbentuk seperti salah satu dari masalah berikut ini:

(i) Perekonomian menghadapi pengangguran, tetapi neraca pembayarannya mengalami surplus.

Menanggapi permasalahan ini pemerintah perlu menambah perbelanjaan agregat seperti yang digunakan dalam perekonomian tertutup (menambah C, I, dan G) dan memabhakan ekspor tetapi mengurang impor.

(ii) Perekonomian menghadapi inflasi, tetapi neraca pembayarannya mengalami surplus.

Masalah ini bisa ditangani salah satunya dengan melakukan langkah-langkah yang sebaliknya dari mengatasi pengangguran yang di atas (i)

(iii) Perekonomian mengahadapi masalah pengagguran dan masalah defisit dalam neraca pembayaran.

Dapat diatasi dengan menjalankan kebijakan memindahkan perbelanjaan, yaitu mendorong kenaikan ekspor dan mengurangi impor. 

(iv) Perkonomina mengahdapi inflasi dan deflasi dalam nerac pembayaran.

 Masalah ini perlu diatasi dengan menjalankan kebijakan mengurangi perbelanjaan (pengluaran).

  • Keadan yang ideal adalah: Mencapai kesempatan kerja penuh dalam keadaan  neraca pembayaran yang kukuh (dalam keadaan surplus). Apabila salah satu masalah di atas dihadapi kebijakan pemerintah (kebijakan fiskal dan kebijakan moneter) perlu dijalankan.
  • Kebijakan memindahkan pebelanjaan dapat dilakukan dengan melakukan langakah-langkah berikut: 
    • Mengurangi impor (misalnya dengan menakkan tarif impor)
    • Membatasi penggunaan mata uang asing
    • Menurunkan nilai mata uang (mendevaluasikannya)
    • Menambah insentif untuk mengekspor
    • Mewujudkan kestabilan upah dan harga
  • Kebijakan mengurangi perbelanjaan dilakukan dengan:
    • Menaikkan pajak pendapatan
    • Menaikkan suku bunga dan mengurang investasi
    • Mengurangi pengeluaran pemerintah. Walau bagaimanapun dalam mengatas masalah
    • Pemerintah masih perlu tatap menjalankan kebijakan mengembangka ekspor.

Apabila langkah mengatasi defisit neraca pembayaran dan pengangguran dijalankan dengan mendevaluasikan mata uang , keberhasilannya tergantung kepada empat faktor

    • Permintaan barang ekpor elastis
    • Permintaan barang yang diimpor elastis, 
    • Harga-harga di dalam negeri stabil, dan
    • Negara lain tidak turut melakukan devaluasi.


 

 

Sumber

Buku : Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Tiga

Penulis : Sadono Sukirno

Cetakan ke-21 tahun 2012

Penerbit : PT Rajagrafindo Persada

Jakarta

 

 

0 komentar:

Post a Comment