Bias dan Kesalahan Umum dalam Pengambilan Keputusan



Berikut bias-bias paling umum dalam pengambilan keputusan

1.                   Bias Terlalu Percaya Diri

Riset terkini terus menyimpulan bahwa kita cenderung teralu percaya diri dengan kemampuan kita dan kemampuan orang lain. Individu yang mempunyai kecerdasan intelektual  dan interpersonal paling lemah, paling mungkin berlabih dalam mengestimasi kinerja dan kemampuannya. Adapaun hubungan negative antara optimalisasi wirausaha dana kinerja bisnis barunya, semakin optimis semakin tidak sukses. Kecenderungan untuk teralu percaya diri akan ide-ide mereka mingkin menyebabkan tidak direncanakannya berbagai menghindari masalah yang muncul.

2.                   Bias Jangkar (anchoris bias)

Merupaka kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan dengan informasi selanjutnya. Pikiran kita tampaknya memberikan jumlah penekanan yang tidak seimbang pada informasi pertama yang dirterima. Jangkar secara luas digunakan oleh orang-orang dalam profesi di mana keahlian persuasive penting. Beberapa riset menyatakan orang berpikir membuat penyesuaian sesudah jangkar ditetapkan sebagai penggenapan angka. Jika Anda menyatakan gaji 55.000, atasan Anda akan mempertimbangkan 50.000 samapi 60.000 kisaran yang wajar untuk negosiasi, tetapi jika Anda menyebutkan 55.5660, atasan Anda lebih mengkin untuk memprtimbangkan 55.000-56.000 sebagai kisaran yang mungkin.
 
3.                   Bias Konfirmasi (confirmation bias)

Kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masal lampau dan untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau. Kita paling rentan pada bias konfirmasi ketika kita percaya bahwa kita memiliki informasi yang baik dan dengan kuat berpegang pada opini kita. Untungnya, mereka yang merasa ada kebutuhan yang kuat untuk akurat dalam pengambilan keputusan karean rentan pada bias konfirmasi.

4.                   Bias Ketersediaan (availability bias)

Merupakan kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap tersedia bagi mereka. Riset terbaru mengindikasikan bahwa sebuah kombinasi atas informasi yang siap sedia dan pengalaman langsung kita dengan informasi yang sama khususnya sangat berdampak  pada pengambilan keputsan kita. 

5.                   Eskalasi Komitmen

Eskalasi Komitmen merujuk pada bertahannya kita dengan keputusan sekalipun ada bukti yang jelas bahwa itu salah. Komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat informasi negatif. Contoh :Seorang pria telah berpacaran dengan seorang wanitanya kurang lebih 4 tahun. Meskipun pria ini mengatakan bahwa banyak masalah dalam hubungan mereka, namun pria ini mengatakan bahwa tetap akan menikahi wanita tersebut.

6.                   Kesalahan Acak (Randomness Error )

Kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi hasil dari peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja. Contoh : Ketika sekelompok individu diberi informasi harga saham, individu-individu ini kurang lebih 65 persen yakin bahwa mereka bisa memprediksi arah perubahan saham. Pada keadaan yang sebenarnya, individu-individu ini hanya benar 49 persen pada saat itu.
 
7.                   Aversi Resiko (Risk Aversion)

Kecenderungan individu untuk lebih menyukai keuntungan rata-rata jika ada faktor resiko, meskipun jika resiko diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Contoh : Para investor menghindari pembelian instrumen beresiko tinggi dan beralih ke instrumen yang beresiko rendah, (Emas guna menyelamatkan asset mereka ditengah ketidakpastian pasar).

8.                   Bias Retrospeksi

Kecenderungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui. Contoh : semakin banyak individu yang sepertinya telah yakin akan siapa yang memenagkan Super Bowl pada hari setelah pertandingan bila dibandingkan dengan individu yang yakin pada hal itu sebelum pertandingan.


Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition, McGraw-Hill.

3 comments:

  1. typo nya dong tolong. gemes bgt,di evaluasi coba. atau malah repost supaya tertarik buat ke blog selanjutnya. kalo banyak salahnya gini,jadi males bacanya.

    ReplyDelete