RINGKASAN - KESEIMBANGAN PERMINTAAN AGREGAT DAN PENAWARAN AGREGAT (ANALISIS AD-AS)

 


  • Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan pendapatan nasional yang melengkapi analisis keseimbangan pengeluaran agregat-penawaran (Y=AE). Dalam analisis AD-AS diperhatikan bagaimana keseimbangan pendapatan nasional dicapai dalam keadaan harga-harga mengalami perubahan. Dalam analisis keseimbangan Y = AE efek keadaan harga tidak diperhatikan. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit ( dengan jelas ), akan tetapi dapat disimpulkan bahwa analisis Y=AE memisalkan bahwa tingkat harga tidak berubah.
  • Analsisi AD-AS memperbaiki kelemahan yang di dapati dalam teori Klasik dan teori Keynes. Teori Klasik berpendapat dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan permintaan agregat. Efek dari keyakinan ini menghasilkan pendapat seperti berikut ini: (i) perekonomian selalu mencapai kesempatan kerja penuh, (ii) kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dan tingkat tekonologi yang digunakan, dan (iii) pertambahan uang dalam perekonomian akan menimbulkan inflasi.
  • Pandangan Klasik yang dinyatakan di sebelumnya dikritik oleh Keynes dalam buku : The General Theory of Employment, Interest, and Money (diterbitkan tahun 1936). Pandangan Keynes yang utama adalah: (i) dalam perekonomian pengeluaran agregat dan permintaan agregat (atau kedua-keduanya juga dikenal sebagai permintaan efek) adalah faktor utama yang menentukan kegiatan ekonomi; dan permintaan/pengeluaran agregat ini tidak dapat mencapai tingkat output pada kesempatan kerja penuh, dan sebagai akibatnya pengeluaran selalu berlaku, (ii) pertambahan uang akan mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja, tetapi tidak mempengaruhi harga, dan (iii) permintaan penting perannya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi, yaitu dengan menjalankan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
  • Dalam analisi AD-AS kelemahan teori Klasik dan Keynes diperbaiki. Teori Klasik pada dasarnya sangat menumpukan perhatian sebagai penawaran, manakala analisis Keynesian sangat menekankan kepada segi permintaan. Dalam analisis AD-AS kedua aspek ini, yaitu segi permintaan dan penawaran diperhatikan dalam menentukan keseimbangan pendapatan nasional (atau dalam penentuan kebijakan ekonomi negara). Permintaan agregat AD menunjukkan keseluruhan pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian pada barbagi tingkat harga. Manakala penawaran agregat AS menunjukkan pengeluaran barang dan jasa yang akan dilakukan perusahaan dalam suatu negara pada berbagai tingkat harga. Tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan kesempatan kerja ditentukan pada tingkat harga di mana permintaan agregat (AD) sama dengan penawaran agregat (AS).
  • Kurva permintaan agregat AD dibentuk oleh keseimbangan Y=AE yang berlaku pada tingkat harga berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran agregat meliputi AE = C + I + G + + ( X - M ). Dengan demikian kurva AD dibentuk oleh nilai AE pada berbagai tingkat harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi kiri ke arah kanan, dan berarti semakin rendah harga semakin besar permintaan agregat. Sifat yang demikian disebabkan oleh faktor-faktor (i) pendapatan riil dan konsumsi rumah tangga meningkat apabila harga turun, (ii) semakin stabil harga-harga, semakin rendah suku bunga dan menyebabkan investasi mengkat, dan (iii) harga yang semakin rendah akan menambah ekpor dan mengurangi impor.
  • Perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat , yaitu C, I, G, X, dan M (masing-masing atau gabungannya) bertambah, dan akan bergeser ke kiri apabila M bertabah. Kenaikan S dan T juga akan menggeser AD ke kiri.
  • Dalam analisis AD-AS, kurva penawaran agregat AS berbentuk melengkung ke atas dari kiri ke kanan. Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang selalu digambarkan berdasarkan teori Klasik (yaitu tegak lurus pada pendapatan nasional yang dicapai pada kesempatan kerja penuh_ dan yang digambarkan berdasarkan teori Keynes ( yaitu berbentuk huruf L yang dibalikkan arahnya). Buntuk kurva AS yang melengkung ke atas tersebut didasarkan kepada dua teori dalam analisis teori mikroekonomi ( yaitu teori biaya produksi dan teori pasaran tenaga kerja) dan hasil dari studi empirik (yang diterangkan dengan menggunakan kurva Philips).
  • Seperti kurva AD, kurva penawararan agregat AS dapat mengalami perubahan. Kurva AS  akan bergeser ke kiri (atau ke atas) apabila (i) harga bahan mentah yang diimpor meningkat, (ii) nilai mata uang domestik merosot, (iii) pajak impor dan pajak lain bertambah, (iv) upah kerja mingkat, dan (v) biaya lain seperti tarif listrik dan air meningkat. Sebaliknya kurva AS dapat pula bergeser ke kanan (ke bawah) apabila: (i) kemajuan teknologi berlaku, (ii) pajak pemerintah diturunkan, (iii) infrastruktur bertambah baik, dan (vi) administrasi pemerintah lebih efisien dan sangat membantu dan menggalakkan kegiatan swasata.
  • Keseimbangan pendapatan nasional yang dalam analsis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan makroekonomi, dicapai apabila kurva ad berpotongan dengan kurva AS. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan. Keseimbangan ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara analisis, perbuahan keseimbangan itu dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: perubahan AD saja, Perubahan AS saja, dan perubahan serentak atau secara berturutan dalam AD dan AS.


Sumber

Buku : Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Tiga

Penulis : Sadono Sukirno

Cetakan ke-21 tahun 2012

Penerbit : PT Rajagrafindo Persada

Jakarta

 

0 komentar:

Post a Comment