Analisis Keputusan


Analisis keputusan merupakan tahap lanjutan dari analisis persoalan. Analisis keputusan ini menyangkut pemilihan beberapa alternative tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan sebab dari persoalan. Analisis keputusan ini berjujuan untuk memilih alternative tindakan yang terbaik setelah analisi persoalan (sebab) ditemukan.

Hasil akhir dari analisi keputusan ini adalah pilihan tindakan atau hasil terbaik dari berbagai alternative yang ada, keputusan menyangkut tindakan atau hasil yang diharapkan di masa yang akan datang.  Prose pengambilan keputusan dengan melalui analisis ini dilakukan setelah diketahui adanya sebab dari penyimpangan. Tetapi tidak selau pengambilan keputusan harus didahului dengan adanya penyimpangan / persoalan, sebab analisis keputusan dapat dilakukan walaupun tidak ada penyimpangan / deviasi. Misalnya dalam proses pengambilan keputusan investasi atau ekspansi atau keputusan yang bersifat pemenuhan kebutuhan, misalnya kebutuhan akan rumah atau kendaraan.

Pengambilan keputusan melalui dua tahapan pokok, yaitu :

1. Menyisihkan sumber daya tertentu yang dimiliki untuk mencapai hasil yang diinginkan
2. Memilih cara terbaik untuk mencapai hasil tersebut

Dua tahapan pokok tersebut mengandung arti bahwa dalam pengambilan keputusan ada hasil yang diinginkan di masa mendatang yang memerlukan tindakan sekarang. Batasnya adalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dengan mempergunakan cara yang terbaik.

Proses Analisi Keputusan

Untuk memperoleh keputusan yang baik, analisis keputusan dapat dilakukan dengan melalui beberapa proses, yaitu :

1. Menentukan besarnya Sumber Daya yang disisihkan  atau yang dialokasikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan tersebut. Misalnya beberapa jumlah uang yang disisihkan untuk menginvestiasikan mesin, beberapa dana yang disisihkan untuk membeli rumah, berapa hari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

2. Menentukan sasaran-sasaran (objektives), yaitu syarat-syarat atau krieteria-kriteria yang sebaiknya dipenuni oleh alternative yang akan dipilih. Menetukan sasaran ini dibagi menjadi sasaran mutlak dan sasaran keinginan atau sasaran tambahan.

3. Menentukan sasaran Mutlak, yaitu syarat atau kriteria yang hatus dipenuhi sebab jika tidak dipenuhi, alternative tersebut tidak berarti. Kiat untuk menetukan sasaran mutlak:

  • Sebaiknya dinyatakan dalam angka (kuantitatif)
  • Jiak dikembangkan dari sumber yang dimiliki , rumuskan dengan kata-kata “tidak lebih dari…”
  • Jika dikembangkan dari hasil yang diinginkan, dirumuskan dengan kata “tidak lebih dari…”
  • Jika tidak dapat dinyatakan dengan angka sebaiknya dinyatakan dengan mengambil contoh perbadningan. Misalnya lebih cantik dari Sandra Dewi…., atau lebih besar dari rumah pak Budi.

4. Menetukan sasaran keinginan atau tambahan, Yaitu suatu syarat atau kriteria yang jika dipenuhi akan menamabah arti atau nilai dari alternative yang dipilih. Kiat untuk menentukan atau merumuskan sasaran keinginan ini adalah :

  • Ditentukan bobotnya (weight)
  • Keinginan yang paling banyak memberikan kontribusi atau sumbangan kepada hasil yang diharapak , diberi bobot 10
  • Sasaran keinginan lain diberi angka menurut perbandingan 

5. Mencari atau mengembangkan Alternatif-alternatif yang dapat berwujud berupa cara, barang, atau orang yang ‘mungkin’ memenuhi sasaran yang telah ditetapkan. Alternatif-alternatif ini kemudian diuji dengan sasaran mutlak. Jika memenuhi sasaran mutlak, berate alternatif itu “jalan”, jika tidak memenuhi berarti “tidak jalan”.

6. Menentukan pilihan sementara. Pilihan sementara ini ditentukan dengan mengevaluasi alternative yang jalan saja, sedangkan yang tidak jalan tidak perlu dipertimbangkan lagi dalam analisis. Cara penentuan pilihan sementar ini adalah :

  • Dibandingkan dengan Sasaran Kegiatan sebagai kriteria pembanding.
  • Alternatif yang paling banyak memenuhi sasaran keingngn, diberi  nilai skor 10 , sedangkan alternative yang lain diberi nilai menurut perbandingan dengan yang diberi nilai tertinggi tersebut.
  • Bobot masing-masing alternative dikalikan dengan skor, kemudian dijumlahkan
  • Alternatinf yang meiliki total tertinggi menjadi pilihan sementara.

7. Alternatif yang menjadi pilihan sementara tersebtu menjadi pilihan sementara dengan cara mempertimbangkan hal atau keadaan yang mungkin dapat mengurangi nilai atau arti dari altirnatif tersebut . hali itu keadaan yang dapat mengurangi nilai ini disebut “ Konsekuensi yang mungkin merugikan” yang untuk selanjutnya disebut KMM. Cara untuk menentukan atau menidentifikasi KMM adalah sebagai berikut :

  • KMM dikembangkan untuk masing-masing alternative secara terpisah sehingga hanya berlaku khusus untuk alternative yang bersangkutan.
  • Informasi tentang KMM dapat diperoleh dari 
    1.    Informasi dari orang-orang yang memiliki pengalaman, atau
    2.    Pengalaman sendiri, atau
    3.    Dari deduksi yang logis.
  • KMM yang perlu mendapat perhatian utama adalah KMM untuk alternative yang dekat dengan pemenuhan sasaran mutlak.
  • Masing-masing KMM kemudian diberi nillai menurut :
    1.    keMungkinannya (M) yang paling mungkin terjadi dinilai 10
    2.    keGawatannya (G), yang paling gawat akibatnya dinilai 10
  • Kemungkonan dan Kegawatan terjadi, kemudian dinilai dengan huruf , yaitu T (tinggi), S (sedang), dan R (rendah) atau boleh juga dengan menggunakan anggka.
  • Setelah KMM dari masing-masing alternative diketahui, bandingan dengan bobot dan nilainya (lihat langka ke 6). Bisa saja terjadi pilihan sementara (pada langkah 6) diubah bila KMMnya besar.

Skema Proses Analsisi Keputusan

Lankah atau proses analisis keputusan yang telah diuraikan di atas, bila dibuta skemanya akan tampak sebagai berikut:



Jenis Persoalan Dan Cara Analisisnya

Jenis Persoalan Dan Cara Analisisnya

Persoalan yang terjadi karena tidak diperkirakan sebalumnya sehingga perlu dianalisis untuk menemukan sebab melalui proses analisis yang telah diuraikan pada artikel sebelumnya. Bagaimana jika timbul persoalan jenis lain, misalnya persoalan tersebut sering terjadi, persoalan tersebut abadi, dan persolana yang menyangkut perilaku manusia?

1. Persoalan Yang Sering Terjadi
Jika penyimpangan sering terjadi berulang kali dan sebabnya adalah selalu salah satu dari beberapa kemungkinan yang sudah dikenal, maka tidak perlu dilakaukan proses analisis persoalan secar lengkap.

Untuk mengadapai persoalan jenis ini digunakan untuk cara analisis yang pendek (short cut) dengan proses sebagai berikut :

  • Informasi tetap disusun menurut fakta dan bukti fakta dengan memperhatikan dimensi yang ada (apa, dimana, bilamana, dan luasnya)
  • Sebab-sebab yang seudah kita kenal dari pengalaman, diuji terhadap fakta dan bukan fakta.
  • Jika dari beberapa sebab tersebut ada yang cocok. Selanjutnya lakukan verifikasi. Tetapi jika semuanya tidak cocok barulah dilakukan Analisis Persoalan secara lengkap.


Cara analisis persoalan dengan menggunakan short cut ini dinamakan SPEC and TEST karena proses yang dilakukan hanya terdiri dari Spesifikasi dan Pengujian.
Penanganan persoalan yang berulang ini jika tidak hati-hati akan membawa kita kea rah JUMP to CONCLUSION (langsung lompat ke mecari sebab). Ini berbahaya sebeb arah analisis belum jelas, deskripsi penyimpangan dan identifikasi fakta dan bukan fakta belum jelas, tetapi langsung menyimpulkan sebab. Jump to Conclusion ini memang tidak selamanya jelek dan dapat dilakukan bial :

a. Sudah biasa menghadapi persoalan tersebut
b. Waktunya mendesak dan terpaksa
c. Mempunyai pengalaman terhadap persoalan tersebut.

2. Persoalan Abadi

Persoalan abadi merupakan persolaan sudah lama timbul. Jika dalam suatu organisasi persoalan abadi ini sudah ada sejak organisasi berdiri (start up problem). Karena ada sejak berdiri, maka kita kehilangan informasi saat terjadinya perubahan (saat terjadinya penyimpangan), sehingga tidak mengkin bisa mengembangkan sebab yang mungkin.

Cara menganalisis persoalan abadi ini adalah sebagai berikut :

a. Lakukan proses Analisis Situasi untuk memperoleh sejumlah masalah yang lebih sederhanan
b. Mencari suatu situasi perbandingan dalam organisasi / perusahaan lain yang sejanis dimana persoalannya “ abadi” itu tidak terjadi.
c. Lakukan proses Analisis Persoalan, yaitu dengan cara mengidentifikasi Fakta, BUkan Fakta, dan Pabedaan. Perubahan memang tidak ada informasi.
d. Perbedaan yang ada dapat menunjukkan khasnya situasi persoalan potensial abadi dan dapat divoba dengan tidak untuk menghilangkan atau mengurangi kekhasan itu. Jika berhasilberarti persoalan abadi itu akan hilang.

3. Persoalan Manusia (People Problems) 

Analisis persoalan yang kita pelajari di atas memang cocok dan baik untuk menganalisis persoalan fisik atau tenis, tetapi tidak demikian untuk persolan manusia. Menganalisis peroslana manusia memang dapat menggunakan proses analisi ini, tetapi harus diakuai bahwa terdapat  beberapa kesulitan atau terdapat karkateristik tersendiri yang menyangkut persoalan manusia, yaitu :

  1. Seringkali hanya gejala-gejali atau akibat-akbiatnya saja yang kelihatan, sedangkan sebab-sebabnya yang seseungguhnya tersembunyi dalam hati manusia. Ingat pepatah yang mengatakan “dalamnya lautan dapat diduga, tetapi dalamnya hati siapa yang tahu?”
  2. nformasi yang ada sering diwarnai dengan prasangka, sentiment, atau iri hati sehingga sulit atau jarang kita menerima bahwa telah terjadi pernyimpangan.
  3. Kita sendiri tidak menyadari  bahwa telah terjadi penyimpangan.
  4. Kadangkala sebab yang mengakibatkan penyimpangan sudah terjadi jauh hari atau lama sebelum penyimpangan tersebut akhirnya diketahui.
  5. Dalam persoalan manusia diperlukan lebih banyak asumsi daripada dalam persoalan teknis atau fisik.
  6. Tindakan Verifikasi hanya mungkin dengan “by result” ini disebabkan karena pikiran atau hati manusia tidak bisa dibuka begitu saja seperti layaknya membuka barang elektronik atau memeriksa kuman di laboratorium.
  7. Dalam menanaisis persoalan manusia ini, perlu diperhatikan bahwa :
  8. Jangna langsung / cenderung menyalahkan orang lain sebab ada kemungkinan SISTEMnya yang salah.
  9. Jangan bertindak sebagai AHLI PSIKOLOGI sedapat mungkin Stick to The Fact (sesuai dengan fakta yang ada)


Skema Proses Analisis Persoalan









Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin dan menguji sebab yang paling mungkin

5. Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin

Dalam tahap ini, dicoba untuk mengembangkan alternative sebab yang mungkin menimbulkan persoalan. Sebab-sebab yang mungkin tersebut dikembangkan dari informasi mengenai perubahan untuk mecoba apakah beberapa perubahan  tersebut dapat merupakan sumber penyebab terjadinya penyimpangan.

Suatu sebab berawal dari adanya perubahan atau dengan kata lian terjadi perubahan apa saja diseputar penyimpangan yang kemungkina  bisa mengakibatkan terjadinya persoalan.

Contoh dari mengembangkan sebab yang mungkin adalah : fakta menyatakan si Hamzah saat ini sakit kepala di ruangan kantornya. Kita lihat beberapa perubahan yang terjadi pada si Hamzah diseputar (sebelum, atau sesaat) dia sakit kepala. Misalnya dia baru saja malakukan senan pagi di kantor, dia kurang tidur semalam, dia terpeleset di kamar kecil, dan dia baru makan sate kambing bersama teman-temannya. Dari sekian perubahan yang ada, semuanya dapat dikembangkan menjadi sebab-sebab yang mungkin.

6. Menguji sebab yang paling mungkin

Setelah diperoleh sebab sebab yang mungkin , kemudian diuji dengan cara memeriksa apakah sebab-sebab tersebut cocok dengan semua fakta dan tidak cocok dengan bukan fakta. Disini mulai dikembangkan asumsi atau argumentasi serta logika dari sebab-sebab yang  mungkin dan hubungannya dengan persoalan yang timbul. Dengan kata lain dalam proses pengujian ini, akan gugur beberapa sebab yang memang tidak berhubungan dengan fakta persoalan (terjadi proses eliminasi).

Sebab-sebab yang tidak lulus dalam ujian ini selanjutnya ditinggalkan untuk mempersempit lingkupan pencarian sebab. Yang menjadi perhatian adalah tinggal sebeb yang paling mugkin.

Cara menguji apakah itu memang benar sebab yang paling meungkin, dapat digunakan pertanyaan :

“ Jika benar itu sebabnya, mengapa hanya terjadi pada fakta dan tidak terjadi pada bukan fakta?”

Bagaimana jika terjadi sebab-sebab yang mungkin semuanya gugur dalam proses ujian?

Jika terjadi sebab-sebab yang mungkin semuanya gugur dalam ujian karena tidak cocok dengan fakta dan bukan fakta, kita tidak perlu kecewa. Terdapat dua kemugkinan penyebabnya, yaitu :

a. Ada informasi yang diabaikan atau kita kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dan atau perubahan. Perlu sekali lagi diperiksa dengan cermat dan tenang mengenai fakta dan bukan fakta, perbedaan, dan perubahan utnuk memperoleh informasi tambahan.
b. Infirmasi kurang mecukupi sehingga perlu mengumpulkan data / informasi baru agar lebih lengkap.

7. Menentukan langkah-langkah pengujian / verifikasi dari sebab-sebab yang paling mungkin.

Sebab yang paling mungkin merupakan hasil dari proses intelektual belum tentu cocok dengan kenyataan yang ada di lapangan atau kejadian sesungguhnya di tempat penyimpangan. Untuk itu perlu ada suatu verifikasi untuk meliha apakah kenyataan dapat membenarkan hasil dari pemikiran.

Terdapat 3 (tiga) kemungkinan untuk melakukan tindakan verifikasi, yaitu :

1. Verifikasi di lapangan atau di tempat kejadian (on the spot)
2. Verifikasi dengan melakukan percobaan (on the laboratory)
3. Verifikasi berdasarkan hasil (by result) . cara ini dipakai apa bila cara 1 dan 2 tidak mungkin dilakukan atau memerlukan banyak waktu. Dalam hal ini langsung diambil tindakan untuk mengilangkan sebab. Jika penyimpangan berhneti berarti hasil verifikasi membenarkan hasil pemikiran kita.

Mengidentifikasi perbadaan fakta dengan bukan fakta dan Mengenali / mencatat perubahan yang terjadi

3. Mengidentifikasi perbadaan fakta dengan bukan fakta

Sebelumnya telah mendeskripsikan dan merinci persoalan Langkah ini perlu dilakukan sebab perubahan akan dicari pada perbedaan kegunaan untuk mempersempit daerah pencarian.

Perbedaan dapat diidentifikasikan dengan cara :

a. Apa yang khas yang ada pada Fakta dibandingkan dengan Bukan Fakta, misalnya saja tentang
Keunikannya
Kekhususannya
Keanehannya
Kelucuannya
b. Tidak boleh dibalik menjadi perbedaan bukan fakta pada fakta
c. Perbedaan dapat ditemukan pada obyek atau lingkungan dari obyek.

4. Mengenali / mencatat perubahan yang terjadi

Perubahan merupakan penyebab dari terjadinya penyimpangan. Perubahan bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Perubahan tidak diantisipasi bahkan tidak diperkirakan sebelumnnya, sedangkan akibatnnya mengganggu pelaksanaan rencana kegiatan yang timbul sesuatu yang tidak normal atau deviasi.

Perubahan harus dicari didaerah perbedaan, maksudnya adalah perubahan apa yang terjadi pada kekhasan Fakta. Jika perubahan dicari pada luas daerah perbedaan berlaku juga pada bukan fakta sehingga perubahan tersebut tidak relevan.

Perubahan biasanya ditandai dengan adanya informasi yang memuat kata : diubah, baru, lebih, kurang, ditambah, dikurangi, dimodifikasi, diganti, digantikan, dll. Mungkin dengan adanya kata tersebut, dapat diidentifikasikan adanya perubahan.

Untuk memperjelas Perbedaan dan Perubahan, berikut ini diberikan masing-masing definisi dan karakteristiknnya.

Perbedaan adalah keadaan yang sudah terdapat ada sebelum penyimpangan itu mulai. Perbedaan adalah statis. It exists 

Perubahan adalah Suatu kejadian yang timbul atau muncul kurang lebih pada penyimpangan dimulai. Perubahan adalah dinamis. It happens 

Perbedaan
Perubahan
1. Keadaan

2. Ada sebelum terjadinya penyimpangan

3. Statis

4. It exists
1. Kejadian

2. Muncul kurang lebih bersamaan atau diseputar mulainya penyimpangan

3. Dinamis

4. It happens

Pada dimensi waktu, perbedaan dan perubahan adalah sama, sebab perubahan adalah perbedaan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain perbedaan antara dua periode adalah perubahan. Misalnya :

a. Faktanya : siang hujan, maka bukan faktanya : malam tidak hujan.
Pebedaan hujan, sedang perubahannya juga hujan (dari hujan menjadi tidak hujan)
b. Faktanya : sekarang sedih, maka bukan faktanya : esok tidak sedih.
Perbedaan sedih, sedangkan perubahnnya juga sedih

Memang tidaklah mudah untuk memahami adanya perbedaan dan perubahan dalam dimensi waktu, oleh karena itu disarankan agar tidak mencari perubahan pada dimensi waktu, cukup dengan mencari oerbedaan saja.

Catatan penting : waspadalah terhadap pengaruh PRADUGA

Sampai pembahasan ini kita hanya mengumpulkan, meneliti, dan menggolongkan data yang ada. Diata tesebut digolgongkan menjadi fakta, bukan dakta, perbedaan, dana perubahan menurut dimensi apa, dimana, bilamana atau kapan, dan luar.

Jika kita mempunyai suatu praduga atau hipotesa mengenai sebab, ada bahanyanya yaitu data yang diseleksi  dan dikumpulkan akan menjadi bias sebab ada unsur rekayasa / paksaan sedemikian rupa sehingga proses analisis persoalan  mengasilkan sebab yang dari semula sudah ada pada pikiran kita.

Membuat deskripsi penyimpangan dan merinci persoalaan dengan cara mengenali fakta dan bukan fakta

1. Membuat deskripsi penyimpangan

Tujuan dari membuat deskripsi penyimpangan adalah untuk mempertahakan arah analisis. Deskripsi penyimpangan berisi tentang urian singkat dan jelas mengenai penyimpangan yang terjadi. Biasanya berbentuk kalimat yang menyatakan rincian objek yang menyimpang dan dimana penyimpangannya. Bila perlu ditambah dengan keterangan tambahan.

Kalimat dalam deskripsi penyimpangan harus dibuta secara jelas. Misalnya, kemasan produk “Z” mengalami kebocoran dibagian bawah ; atau kelihan karyawan bagian gudang atas sikap keras mandornya.

2. Merinci persoalaan dengan cara mengenali fakta dan bukan fakta

Fakta adalah keterangan atau rincian mengenai penyimpangan yang terjadi. Sedangkan Bukan fakta adalah keterangan atau rincian mengenai deviasi / penyimpangan yang dapat terjadi tetapi tidak terjadi.

Bukan fakta dapat dicari dengan mengidentifikasi hal yang sedekat mungkin dengan fakta. Misalnya, faktanya adalah ”mobil sedan” bukan fakta bisa saja “pakaian mewah”. Ini memang betul akan tetapi tidak membantu dalam proses analisis sebab pakaian mewah ini letaknya  jauh sekali dari pengertian mobil sedan. Mungkin lebih baik jika bukan fakta dari “mobil sedan” adalah “mobil Pick Up” atau “Truck”.

Mengapa Fakta Dicari?

Karena untuk MENDAPATKAN GAMBARAN YANG LEBIH RINCI MENGENAI PENYIMPANGANNYA.

Fakta dapat dicari dengan merinci pertanyaan yang lebih spesifik yaitu :

1. APA
Apa objek yang mengalami penyimpangan?
Apa penyimpangannya?

2. DIMANA
Diamana pada objek itu terjadi penyimpangan?
Diaman (tempatnya) penyimpangan itu diketahui?

3. KAPAN
Kapan penyimpangan pada objek itu pertama kali diketahui?
Frekuensi penyimpangannya? Apakah terjadi secara periodic, terus menerus (continue), atau kadang-kadang (sporadic)?

4. LUAS
Berapa banyak penyimpangan terjadi?
Bagaiaman kecenderungan penyimpangannya? Semakin baik atau semakin buruk?
Mengapa Bukan Fakta Dicarai?
Untuk mempersempit daerah pencarian
Sebagai dasar permbandingan dengan fakta
Bukan Fakta dapat dicari dengan merinci pertanyaan yang lebih spesifik yaitu :

5. APA
Apa objek yang dapat mengalami penyimpangan, tetapi tidak?
Penyimpangan apa yang dapat terjadi, tetapi tidak?

6. DIMANA
Diamana pada objek itu terjadi penyimpangan, tetapi tidak?
Diaman (tempatnya) penyimpangan itu diketahui, tetapi tidak?

7. KAPAN
Kapan penyimpangan pada objek itu pertama kali diketahui, tatapi tidak?
Frekuensi penyimpangan yang dapat terjadi, tetapi tidak?

8. LUAS
Berapa banyak penyimpangan dapat terjadi, tatapi tidak?
Kecenderungan penyimpangan yang dapat terjadi, tetapi tidak?

Analisis Persoalan


Persoalan adalah suatu penyimpangan (deviasi) dari standar atau dari sesuatu yang dianggap normal. Sesuatu yang dianggap standar atau normal ini harus sudah ditetapkan sebelumnya atau sudah dikenal oleh manajer / pimpinan.
Standar atau sesuatu yang normal bisa disebut secara internal maupun dapat mengacu kepada suatu anggapan atau nilai umum. Ini bisa berbentuk kualititif maupun kuantitatif. Penyimpangan hanya bisa diidentifikasi bila sudah ada standar. 
Awal atau sebab dari penyimpangan adalah adanya perubahan yang tidak sesuai  dengan yang seharusnya atau standar itu. Bila digambar secara skematis akan tampak sebagai berikut.







Berdasarkan gambar di atas, ternyata persoalan atau penyimpangan adalah AKIBAT dari adanya penrubahan (kejadian). Sering kali ada hubungan yang spesifik antara sebab dan akibat sehingga tindakan untuk mengatasi persoalan teralu didasarkan atas pengetahuna tentang sebab. Dengan demikin maka tujuan utama dari analisis persoalan  adalah mengidentifikasi perubahan yang menjadi penyebab suatu persoalan.
Proses analisis Persoalan
Analisis persoalan dilakukan dengan merinci Fakta dari objek yang menyimpang dan Bukan Fakta, kemudian ditinjau dari 4 (empat) dimensi, yaitu :
1. Apa
2. Dimana
3. Bilamana atau kapan
4. Dan Luasnya
Di bawah ini adalah gambar dari konsep analisis persoalan.


Gambar Konsep Analisis Persoalan

Terdapat beberapa proses untuk melakukan analisis persoalan, yaitu :
1. Membuat deskripsi / uraian mengenai penyimpangan yang terjadi
2. Merinci parsoalan dengan cara mengenali :
a. Fakta dan
b. Bukan Fakta
3. Mengidentifikasi perbedaan fakta dan bukan fakta
4. Mengenali  dan mencatat perubahan yang terjadi
5. Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin
6. Menguji sebab-sebeb yang mungkin
7. Menentukan langkah-langkah pengujian atau verifikasi dari sebab yang paling mungkin
Selanjutnya akan dijabarkan memalui artikel berikutnya