Teori Efikasi Diri


Teori efikasi diri (self-efficacy theory) juga dikenal sebagai teori kognitif social, atau teori pembelajaran social, mengacu pada keyakinan individu bahwa dia mampu untuk melaksanakan tugas. Semakin tinggi efikasi diri, semakin percaya diri pula terhadap kemampuan untuk berhasil. Dengan demikian, dalam situasi yang sulit, orang dengan efikasi diri yang lebih rendah cenderung untuk mengurangi upaya mereka atau menyerahkan sekaligus, sementara itu orang dengan efikasi diri yang lebih tinggi akan berusaha dengan lebih keras untuk menguasai tantangan.

Para peneliti yang mengembangkan teori efikasi diri, Albert Bandura, mengusulkan empat cara efikasi diri yang dapat ditingkatkan.
      1.      Kemahiran dalam melaksanakan
      2.      Pemodelan yang dilakukan
      3.      Bujukan secara lisan
      4.      Stimulasi

Menurut Bandura, sumber yang paling penting untuk meningkatkan efikasidiri adalah kemahiran dalam melaksanakan yaitu, memperoleh pengalaman yang relevan dengan tugas atau pekerjaan.

Sumber yang kedua adalah pemodelan yang dilakukan yaitu, menjadi lebih percaya diri karena anda melihat seorang yang lain mengerjakan tugasnya.

Sumber yang ketiga adalah bujukan secara lisan yaitu, menjadi semakin percaya diri karena seseorang meyakinkan anda bahwa anda memiliki keahlian yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Sumber yang keempat adalah stimulasi yaitu, stimulasi mengarahkan pada suatu keadaan yang bersemangat sehingga membangkitkan semangat seseorang untuk mengerjakan dengan lebih baik.

Cara terbaik bagi seorang manajer untuk menggunakan bujukan secara lisan adalah melalui efek Pygmalion atau efek galatea. Efek Pygmalion adalah suatu bentuk peramalan yang terpenuhi dengan sendirinya yang mana meyakini bahwa segala sesuatunya akan menjadi kenyataan.


Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition, McGraw-Hill.

0 komentar:

Post a Comment