Pembuatan keputusan dalam praktek dikarakteristikan sebagai rasionalitas yang dibatasi, prasangka dan error yang umum, dan penggunaan intuisi. Individual differences juga menimbulkan penyimpangan dari model yang rasional.
1. Kepribadian
Kepribadian seseorang pasti mempengaruhi keputusan mereka.
Aspek spesifik dari sifat berhati-hati dapat mempengaruhi peningkatan komitmen. Dua aspek, perjuangan mencapai hasil dan kepatuhan, sebenarnya memiliki pengaruh yang berlawanan. Orang dengan perjuangan tinggi untuk mencapai hasil lebih meningkatkan komitmennya dibanding dengan orang yang patuh. Orang dengan perjuangan tinggi tidak ingin gagal, sehingga mereka meningkatkan komitmennya, berharap dapat mencegah kegagalan. Sedangkan orang yang patuh lebih cenderung melakukan apa yang mereka lihat sebagai yang terbaik untuk organisasi. Yang kedua, orang dengan perjuangan tinggi lebih rentan prasangka terdahulu, mungkin karena mereka memiliki kebutuhan yang lebih untuk membenarkan tindakannya.
2. Jenis Kelamin
Rumination dalam hal ini adalah masalah yang dipikirkan secara berlebihan. Wanita meluangkan lebih banyak waktu dibanding pria dalam menganalisa masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Mereka terlalu menganalisa masalah secara berlebihan sebelum membuat keputusan dan mengulang keputusan sekali dibuat. Hal ini dapat menuju kepada pertimbangan yang hati-hati terhadap sebuah masalah dan pilihan. Tetapi hal ini juga dapat membuat masalah lebih susah untuk diselesaikan, meningkatkan penyesalan atas keputusan masa lalu, dan meningkatkan depresi. Wanita mengembangkan depresi dua kali lebih besar dari pria.
3. Kemampuan Mental
Kita mengetahui bahwa orang dengan tingkat kemampuan mental yang tinggi dapat memproses informasi lebih cepat, menyelesaikan masalah dengan lebih akurat, dan belajar lebih cepat, sehingga kita berharap mereka juga tidak rentan dalam kesalahan membuat keputusan. Tetapi biasanya sekali diperingatkan tentang kesalah pembuatan keputusan, orang pintar belajar lebih cepat untuk menghindarinya. Mereka juga lebih dapat menghindari kesalahan logikal.
Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition, McGraw-Hill.
0 komentar:
Post a Comment