Bagaimana mengenai Etika dalam Pengambilan Keputusan?


Pertimbanagan etis seharusnya menjadi sebuah kriteria penting dalam semua pengambilan keputusan organisasi. Para manajer juga perlu memahami pentingnya peran yang seharusnya dimainkan kreativitas dalam proses keputusan; manajer-manajer terbaik menggunakan strategi untuk meningkatkan potensi kreatif pekerjaannya dan menuai ide untuk aplikasi organisasional.

Tiga Kriteria Keputusan Etis
Ukuran etis pertama adalah Utilitarisme, yang mengusulkan pengambilan keputusan hanya berdasarkan outcome/keluaran, idealnya untuk memberikan yang paling baik dalam jumlah yang paling besar. Pandangan ini mendominasi pengambilan keputusan bisnis. Ini konsisten dengan sasaran seperti, produktivitas, dan laba tinggi.
Kriteria etis lainnya adalah untuk membuat keputusan konsistensi dengan kebebasan dan hak-hak fundamental, seperti yang tercantum dalam Piagam Hak Asasi. Sebuah penekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan melindungi hak-hak asasi individu, seperti hak atas privasi, kebebasan berbicara, dan proses yang pantas. Kriteria ini melindungi whistle-blower ketika mereka mengungkapkan praktik tidak etis organisasi pada pers atau agen pemerintah, menggunakan hak kebebasan berbicara. Whistle blower adalah individu yg melaporkan prkatik-praktik tidak etis yang dilakukan pemberi kerjanya kepada pihak luar.
Kriteria ketiga adalah untuk menanamkan dan mendorong aturan-aturan dengan adil dan netral untuk memastikan keadilan atau distribusi yang merata atas manfaat dan biaya. Anggota serikat umumnya memihak pandangan ini. Adil membayar orang dengan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama tanpa memandang perbedaan kinerja dan menggunakan senioritas sebagai penentu utama dalam keputusan PHK.
Para peneliti beralih ke etika perilaku-sebuah area studi yang menganalisis bagaimana orang berperilaku etis ketika dikonforntasikan dengan dilema etis. Riset mereka memberitahukan pada kita bahwa ketika standar etika ada secara kolektif (masyarakat dan organisasi) dan secara individual (etika pribadi), individu tidak selalu mengikuti standar etika yang ditanamkan dalam organisasinya, dan kita kadang-kadang melanggar standar kita sendiri. Perilaku etisa kita sangat beragam dari satu situasi ke situasi berikutnya.

Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition, McGraw-Hill.

0 komentar:

Post a Comment