Struktur
organisasional didefinisikan sebagai bagaimana sebuah pekerjaan
dibagikan, dikelompokan, dan dikoordinasikan. Yang perlu diperhatikan
adalah enam elemen utama dalam perancangan Strukutur Organisasi yang
masing-masing memiliki Pertanyaan kunci untuk perancangan Organisasi,
- Spesialisasi Kerja (Sampai sejauh mana aktivitas dibagi lagi kedalam pekerjaan-pekerjaan secara terpisah?)
- Departementalisasi (Atas dasar apakah pekerjaan akan dikelompokan bersama-sama?)
- Rantai Komando (Kepada siapa individu dan kelompok akan memberikan laporannya?)
- Rentang Kendali (Banyaknya individu yang dapat diarahkan seorang manajer secara efisien dan efektif?)
- Sentralisasi (Dimana otoritas pengambilan keputusan terletak?)
- Formalisasi (Sampai sejauh mana akan terdapat aturan dan regulasi untuk mengarahkan para pekerja dan para manajer?)
- SPESIALISASI KERJA
Spesialisasi
Kerja (Work Specialization) yakni sampai sejauh mana aktifitas dalam
organisasi dibagi kedalam pekerjaan secara terpisah. Sebagai Contoh
Henry Ford sebagai pendiri Perusahaan Otomotif Ford yang
memperkenalkan sistem lini produksi untuk perakitan sebuah mobil yang
membuatnya sangat efisien dan dapat memproduksi secara massal. Ford
menunjukan bahwa kerja dapat dilaksanakan dengan lebih efisien jika
memberlakukan Spesialisasi Kerja. Pada Akhir 1940-an, sebagian besar
pekerjaan manufaktur dalam negara-negara industry menampilkan
kecerungan spesialisasi kerja yang tinggi. Manajemen memandang bahwa
setiap pekerja memiliki keterampilan yang berbeda-beda yang ini dapat
menguatkan untuk dilakukan Spesialisasi kerja dengan condong kepada
keahlian pekerja tersebut. Bahkan dengan perulangan melakukan
pekerjaan yang sama dapat meningkatkan keahlihan pekerja tersebut.
Terdapat lebih sedikit waktu yang dikeluarkan dalam perubahan
tugas-tugas, membereskan peralatan dan perlengkapan dari tahap
sebelumnya, serta selanjutkan akan mempersiapkan berikutnya lagi. Dan
yang penting lagi akan memakan biaya lebih murah jika harus melatih
seorang pekerja dengan tugas spesifik dan khusus.
Pada
abad ke-20 para manajer barat memandang bahwa spesialisasi kerja
sebagai sebuah sumber untuk meningkatkan produktifitas yang tak
henti-hentinya. Mereka mungkin benar. Ketika spesialisasi tidak
dipraktikan secara luas, tetapi dalam pengenalannya hampir selalu
menghasilkan produktifitas yang cenderung lebih tinggi. Semua
kelebihan yang didapatkan oleh Spesialisasi juga ada sisi negatif
yang dapat ditemui seperti kebosanan, kelelahan, tekanan,
produktifitas yang rendah, kualitas buruk, meningkatkan
ketidakhadiran, dan tingkat perputaran yang tinggi. Ada satu cara
untuk mengatasi hal itu adalah dengan menempatkan pekerja kedalam
tim-tim dengan keahlihan yang dapat dipertukarkan sering kali dapat
mencapai hasil yang lebih tinggi secara signifikan.
Contoh
penggunaan Spesialisasi dalam sebuah perusahaan diantaranya adalah
- Spesialisasi kerja yang tinggi membantu McDonald’s membuat dan menjual humburger dan kentang goring secara efisien dan membantu para spesialis medis dalam sebagian besar besar organisasi pemeliharaan kesehatan.
- Program Mechanical Turk dari Amazon, TopCoder,, dan lainnya menyukainya karena memfasilitasi tren yang baru dalam spesialisasi mikro yang mana merupakan bagian yang sangat kecil dan pemrograman, pemrosesan data, atau evaluasi tugas yang didelegasikan kepada jaringan global para individu oleh seorang manajer program yang kemudian merakit hasilnya.
Semua
pekerjaan yang dapat dibagi menjadi beberapa tugas tertentu maka
dapat dilakukan spesialisasi. Dengan demikian, dapat kita simpulkan
Spesialisasi pada masa lampau lebih berfokus kepada pembagian tugas
manufaktur. Sedangkan, spesialisasi saat ini membagi tugas dengan
berdasarkan pada elemen fisik oleh teknologi dengan keahlihan, dan
sering kali secara global.
Sumber : Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. (2015). Perilaku
Organisasi
(buku 2).
Jakarta: Salemba Empat
0 komentar:
Post a Comment