Faktor-Faktor yang
Memberikan Kontribusi bagi Perilaku Politik
Tidak
semua kelompok atau organisasi berpolitik yang merata. Dalam organisasi yang
sama, bermain politik itu terbuka dan merajalela, sedangkan politik lainnya
hanya berperan dalam mempengaruhi hasil. Beberapa faktor adalah karakteristik
individu, yang diperoleh dari kualitas yang unik dari orang-orang yang
dipekerjakan oleh organisasi, yang lainnya adalah hasil dari budaya organisasi
atau lingkungan internal.
Faktor-Faktor
Individu. Pada level individu, para peneliti telah
mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian tertentu, kebutuhan, dan faktor-faktor
lain yang biasanya berkaitan dengan perilaku politik. Dalam hal sifat, kita
mendapati bahwa para pekerja yang memiliki pengawasan diri sendiri yang tinggi,
memiliki tempat kendali secara internal, dan memiliki kebutuhan terhadap
kekuasaan yang tinggi akan lebih cenderung untuk terlibat dalam perilaku
politik.
Tidak
mengherankan, kepribadian Machiavellian (yang dicirikan oleh kehendak untuk
memanipulasi dan keinginan atas kekuasaan) akan lebih menyenangkan dengan
menggunakan politik sebagai sebuah sarana untuk memajukan kepentingan dirinya
sendiri.
Faktor-Faktor
Organisasi. Kita mengakui bahwa perbedaan peran
individual dapat terjadi, bukti-bukti yang lebih kuat menunjukan bahwa
situasi-situasi dan budaya tertentu dapat mempromosikan politik. Secara
spesifik, ketika sumber daya sebuah organisasi mengalami penurunan, ketika pola
sumber daya yang ada berubah, dan ketika terdapat peluang untuk promosi, maka
politik akan lebih bermunculan.
Budaya
yang dicirikan dengan kepercayaan yang rendah, pernana yang tidak jelas sistem
evaluasi kinerja yang tidak jelas, pelaksanaan alokasi imbalan yang beresiko,
pengambilan keputusan secara demokratis, tekanan yang tinggi atas kinerja, dan
para senior manajer yang mementingkan diri sendiri juga akan menciptakan tempat
perkembangbiakan permainan politik.
Peranan
yang tidak jelas artinya perilaku pekerja yang ditentukan tidak jelas. Oleh
karenanya, terdapat lebih sedikit batasan atas ruang lingkup dan fungsi dari
tindakan politik pekerja. Oleh karena aktivitas berpolitik didefinisikan
sebagai mereka yang tidak dipersyaratkan sebagai bagian dari peranan formal
pekerja, maka semakin tinggi peranan yang tidak jelas, semakin besar peluang
para pekerja untuk terlibat di dalam aktivitas berpolitik yang tanpa disadari.
Terakhir,
ketika para pekerja memandang orang yang berada diposisi puncak terlibat dalam
perilaku politik, terutama yang melakukannya dengan berhasil dan diberikan
imbalan atas hal tersebut, merupakan suatu keadaan yang mendukung permainan
politik tersebut diciptakan. Permainan politik oleh manajemen puncak sedikit
banyak akan membiarkan permainan politik di dalam organisasi tersebut dan
menyiratkan bahwa perilaku tersebut dapat diterima.
Sumber
: Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior,
16th Edition, McGraw-Hill.
0 komentar:
Post a Comment