Setelah bisa mengidentifikasi daerah kritis, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi persoalan-persoalan
potensial pada daerah-daerah kritis itu. Masing-masing derah kritis diamati,
apakah ada hal-hal atau penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dan bisa
menjadi persoalan yang akan menghambat kelancaran langkah atau bidang kegiatan
pada daerah kritis itu.
Penyimpangan yang mungkin terjadi, diistilakan dengan
persoalan potensial. Dalam mengidentifikasi persoalan potensial dapat
berdasarkan pengalaman atau berkonsultasi dengan pihak lain yang berpengalaman
menjalankan langkah / bidang kegiatan itu. Semua kemungkonan menculnya
persoalan harus dicatat.
Tahap identifikasi persoalan potensial merupakan tahap
peting yang harus dilakukan dengan serius. Tidak ada patokan atau system khusus
untuk mengetahui adanya persoalan potensial. Namun, jika terlewatkan atau tidak
terpikirkan, maka akibatnya fatal karena menyangkut kegagalan kegiatan pada
daerah kritis.
Dalam mengidentifikasi persoalan potensial perlu digali pada
daerah kritisnya dengan teliti. Perlu adanya pertimbangan kemungkinan
terjadinya dan kegawarannya bila hal itu terjadi. Melakukan ranking terhadapp
persoalan potensial dengan :
1. Major adalah mengutamakan pencegahan dan penanggulangan
2. Medium adalah dengan mengutamakan penanggulangan
3. Minor adalah bidang kegiatan masih dapat diabaikan
Lebih lanjut perlu diamati seberapa besar kemungkinan
terjadinya masing-masing persoalan potensial itu. Kalau kemungkinan terjadinya
adalah tinggi, berilah dengan tanda T sebagai tanda kemungkinan tinggi. Kalau
kemungkinan terjadinya adalah sedang, maka berikanlah dengan tanda S sebgai
tanda kemungkinan yang sedang. Dan jika
kemungkinan terjadinya adalah rendah, maka merikan tanda R sebagai kemungkinan
yang rendah.
Langkah selanjutnya dengan mngidentifikasi damapak jika
persoalan potensial itu terjadi. Dampak tidak hanya yang langsung ke persoalan
potensial contohnya Misalkan kalau ada Tsunami dampaknya sebagian benda dan
bangunan ada yang rusak, akan tetapi ada juga dampak lanjutannya. Kalau terjadi
Tsunami dampak kelanjutannya adalah korban atau kematian, tempat tinggal rusak,
dan lain sebagainya. Mengukur dampak persoalan potensial berarti mengukur
tingkat kegawatannya. Jadi, kalau diperkirakan kegawatannya cukup besar atau
gawat sekali, hal itu bisa diberi tanda kegawatan dengan hurut T. Demikian
selanjutnya, kalau kegawatannya sedang berilah tanda dengan huruf S. Kalau
kegawatannya rendah berilah tanda dengan huruf R.
Berikut adalah contoh Tabel dari mengidentifikasi persoalan
potensial
Daerah Kritis
|
Penyimpangan Potensial
|
M
|
G
|
Sponsorship
|
·
Penolakan
|
T
|
T
|
Lokasi
|
·
Kapasitas tak memadahi
|
R
|
R
|
·
Tidak mendapatkan izin
|
S
|
S
|
|
Peserta
Stand
|
·
Kurang dari target
|
R
|
T
|
Keamanan
|
·
Kurang koordinasi
|
S
|
T
|
Gues Star
|
·
Tidak dapat hadir
|
S
|
S
|
Cuaca
|
·
Hujan angina
|
S
|
T
|
Pengunjung
|
·
Tidak sesuai target
|
R
|
S
|
Keamanan
|
·
Kegaduhan
|
T
|
T
|
M : Kemungkinan
G : Kegawatan
T : Tinggi dengan skala 8-10
S : Sedang dengan skala 5-7
R : Rendah dengan
skala1-4
Setelah melakukan
identifikasi persoalan potensial ini maka langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi sebeb persoalan potensial.
0 komentar:
Post a Comment