5. Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin
Dalam tahap ini, dicoba untuk mengembangkan alternative sebab yang mungkin menimbulkan persoalan. Sebab-sebab yang mungkin tersebut dikembangkan dari informasi mengenai perubahan untuk mecoba apakah beberapa perubahan tersebut dapat merupakan sumber penyebab terjadinya penyimpangan.
Suatu sebab berawal dari adanya perubahan atau dengan kata lian terjadi perubahan apa saja diseputar penyimpangan yang kemungkina bisa mengakibatkan terjadinya persoalan.
Contoh dari mengembangkan sebab yang mungkin adalah : fakta menyatakan si Hamzah saat ini sakit kepala di ruangan kantornya. Kita lihat beberapa perubahan yang terjadi pada si Hamzah diseputar (sebelum, atau sesaat) dia sakit kepala. Misalnya dia baru saja malakukan senan pagi di kantor, dia kurang tidur semalam, dia terpeleset di kamar kecil, dan dia baru makan sate kambing bersama teman-temannya. Dari sekian perubahan yang ada, semuanya dapat dikembangkan menjadi sebab-sebab yang mungkin.
6. Menguji sebab yang paling mungkin
Setelah diperoleh sebab sebab yang mungkin , kemudian diuji dengan cara memeriksa apakah sebab-sebab tersebut cocok dengan semua fakta dan tidak cocok dengan bukan fakta. Disini mulai dikembangkan asumsi atau argumentasi serta logika dari sebab-sebab yang mungkin dan hubungannya dengan persoalan yang timbul. Dengan kata lain dalam proses pengujian ini, akan gugur beberapa sebab yang memang tidak berhubungan dengan fakta persoalan (terjadi proses eliminasi).
Sebab-sebab yang tidak lulus dalam ujian ini selanjutnya ditinggalkan untuk mempersempit lingkupan pencarian sebab. Yang menjadi perhatian adalah tinggal sebeb yang paling mugkin.
Cara menguji apakah itu memang benar sebab yang paling meungkin, dapat digunakan pertanyaan :
“ Jika benar itu sebabnya, mengapa hanya terjadi pada fakta dan tidak terjadi pada bukan fakta?”
Bagaimana jika terjadi sebab-sebab yang mungkin semuanya gugur dalam proses ujian?
Jika terjadi sebab-sebab yang mungkin semuanya gugur dalam ujian karena tidak cocok dengan fakta dan bukan fakta, kita tidak perlu kecewa. Terdapat dua kemugkinan penyebabnya, yaitu :
a. Ada informasi yang diabaikan atau kita kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dan atau perubahan. Perlu sekali lagi diperiksa dengan cermat dan tenang mengenai fakta dan bukan fakta, perbedaan, dan perubahan utnuk memperoleh informasi tambahan.
b. Infirmasi kurang mecukupi sehingga perlu mengumpulkan data / informasi baru agar lebih lengkap.
7. Menentukan langkah-langkah pengujian / verifikasi dari sebab-sebab yang paling mungkin.
Sebab yang paling mungkin merupakan hasil dari proses intelektual belum tentu cocok dengan kenyataan yang ada di lapangan atau kejadian sesungguhnya di tempat penyimpangan. Untuk itu perlu ada suatu verifikasi untuk meliha apakah kenyataan dapat membenarkan hasil dari pemikiran.
Terdapat 3 (tiga) kemungkinan untuk melakukan tindakan verifikasi, yaitu :
1. Verifikasi di lapangan atau di tempat kejadian (on the spot)
2. Verifikasi dengan melakukan percobaan (on the laboratory)
3. Verifikasi berdasarkan hasil (by result) . cara ini dipakai apa bila cara 1 dan 2 tidak mungkin dilakukan atau memerlukan banyak waktu. Dalam hal ini langsung diambil tindakan untuk mengilangkan sebab. Jika penyimpangan berhneti berarti hasil verifikasi membenarkan hasil pemikiran kita.
0 komentar:
Post a Comment